Djawanews.com—Dunia perfilman saat ini didominasi oleh film-film superhero. Terbukti film-film keluaran Marvel atau DC selalu meningkati deretan atas box office setiap tahunnya.
Tokoh-tokoh superhero memiliki kekuatan layaknya para dewa pada masa lampau. Namun berbeda dengan pendahulunya tersebut superhero zaman now hanya dipuji tetapi tidak disembah. Kenapa bisa demikian? Dua ilmuwan dari University of Otago punya jawabannya untuk kamu.
Perbedaan Antara Superhero dan Dewa-dewa Masa Lalu
Dilansir Djawanews dari The Conversation, dua peneliti dari University of Otago yakni Thomas Swan dan Jamin Halberstadt, telah melakukan penelitian terhadap 300 orang yang bertugas menjelaskan ciri-ciri superhero yang kemudian dibandingkan dengan ciri-ciri makhluk spritual yang orang-orang sembah.
Swan dan halberstadt menemukan hal yang menarik dari penelitian tersebut. Ternyata tidak cukup hanya memiliki kekuatan adimanusia untuk disembah, tetapi juga butuh hal-hal lain. Mereka berdua merangkum 3 perbedaan mendasar antara superhero dan dewa-dewa.
Pertama, ditemukan bahwa para dewa lebih berbelas kasih daripada tokoh-tokoh superhero fiksi yang tidak disembah. Para dewa dianggap secara signifikan lebih baik dalam memperbaiki kehidupan masyarakat ketimbang superhero. Dengan kata lain manusia lebih membutuhkan kenyamanan secara psikologis dari ancaman pengucilan sosial dibandingkan keamanan dari para monster.
Kedua, kemampuan yang dimiliki para dewa lebih ambigu ketimbang kemampuan yang dimiliki superhero. Kemampaun superhero misalkan dalam membaca pikiran atau mengendalikan sesuatu bisa terlihat secara nyata, namun cara kerja para dewa misalnya dalam mengendalikan cuaca masih merupakan misteri.
Dan yang terakhir yakni adanya sifat ambivalensi pada dewa-dewa yang tidak dimiliki superhero. Tuhan tidak baik dan juga tidak jahat, namun bisa menjadi gabungan dari keduanya. Adanya sifat ambivalensi inilah yang menyebabkan orang-orang menyembah para dewa.
Ambivalensi ini terlihat jelas dalam dewa-dewa Yunani, ada Athena yang penuh belas kasih, tapi juga dewa Ares yang menghiasi singgasanya dengan kulit orang yang dia bunuh.
Ikuti hal-hal unik dan menarik lainnya, baik nasional ataupun internasional, yang telah dibahas Djawanews di sini.