Djawanews.com—Tidak kalah dengan Garut yang populer dengan tarung dombanya, Tana Toraja memiliki tarung kerbau yang dinamakan Mapasilaga Tedong. Mapasilaga Tedong diselenggarakan satu rangkaian dengan adat pemakaman Toraja Rambo Solo.
Penyelenggaraan Mapasilaga Tedong dalam Rambo Solo
Tradisi pemakaman Rambo Solo merupakan bentuk penghormatan bagi orang yang telah lama meninggal. Ada banyak rangkaian kegiatan dalam Rambu Solo, salah satu yang banyak menarik wisatawan yakni Mapasilaga Tedong atau tarung kerbau.
Budayaan Indonesia seakan tidak ada habisnya untuk diceritakan. Seperti halnya dengan adu domba dari Garut yang sangat populer menjadi seni pertunjukan menarik untuk disaksikan. Beda halnya jika di Tana Toraja, Mapasilaga Tedong yang merupakan rangkaian dari acara Rambu Solo menjadi tontonan menarik budaya khas Toraja.
Mapasilaga Tedong rutin dilakukan pada saat upacara pemakaman Rambu Solo dan merupukan tradisi warisan para leluhur Tana Toraja. Acara Mapasilaga Tedong ini dilakukan sebelum upacara adat di mulai. Puluhan kerbau yang akan diadu dibariskan di lapangan tempat upacara akan dilaksanakan.
Salah satu jenis kerbau yang populer dalam Mapasilaga Tedong yakni kerbau tedong pudu. Kerbau yang memilki kulit hitam legam, dan mudah untuk dilatih dengan harga yang cukup murah. Meski terbilang tidak mahal, harga satu kerbau tedong pudu hampir senilai 40 juta, sedangkan harga kerbau lain rata-rata di atas itu.
Mapasilaga Tedong diawali panitia menyerahkan daging babi yang sudah dibakar, rokok, dan air nira yang sudah difermentasi (tuak), kepada pemandu kerbau dan para tamu. Adu kerbau kemudian dilakukan di sawah, dimulai dengan adu kerbau bule.
Selanjutnya Mapasilaga Tedong dimulai dengan dua kerbau yang diadu dan mereka menghantamkan tanduk mereka ke tanduk lawannya dan saling menjatuhkan satu sama lain. Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau yang berlari dari arena Mapasilaga Tedong.
Adu kerbau diselingi dengan prosesi pemotongan kerbau ala Toraja, Ma’tinggoro Tedong, yaitu menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas.
Kerbau merupakan hewan suci bagi masyarakat Toraja. Dalam kepercayaan masyarakat Toraja kerbau adalah kendaraan bagi arwah menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat).
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.