Djawanews – Pada tanggal 26 hingga 27 Agustus 1883, terjadi bencana super hebat yaitu letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda yang meluluh lantahkan daerah sekitarnya. Bahkan efeknya dirasakan seluruh penjuru dunia.
Berdasarkan laporan pemerintah kolonial Belanda, letusan Krakatau telah menewaskan sekitar 36 ribu orang dan menyebabkan gelombang tsunami hebat. Salah satu tulisan yang menarik atas peristiwa letusan Krakatau adalah dari sejarawan Sartono Kartodirdjo.
Di dalam bukunya yang berjudul Pemberontakan Petani Banten 1888, Sartono menyatakan jika letusan Krakatau kemudian menjadi salah satu penyebab timbulnya pemberontakan petani Banten di tahun 1888.
Pemberontakan tersebut diinisiasi oleh sosok Abdul Karim seorang pemuka agama yang begitu disegani di Banten dan menanamkan beberapa doktrin agama kepada para pengikutnya, salah satunya adalah munculnya sosok Imam Mahdi.
Hendri F. Isnaeni dalam Historia menuliskan secara apik terkait doktrin Imam Mahdi oleh Abdul Karim. Tradisi muncul Imam Mahdi dijelaskan dimulai oleh suatu periode kekacauan hebat, hingga dirinya muncul menjadi sosok agama sejati.
Diketahui pada masa tersebut, beberapa tahun sebelumnya ada Letusan Krakatau sehingga ramalan Abdul Karim dengan mudah diterima masyarakat. Letusan Krakatau yang berdampak pada kemiskinan membuat banyak orang mendambakan sosok Imam sejati yang membantu mereka keluar dari persoalan.
Pakar sejarah lainnya, Simon Winchester menyatakan jika pada waktu itu kondisi banten sama persis dengan apa yang diramalkan Abdul Karim, di mana banyak wabah penyakit, tsunami yang meluluhlantahkan, hujan abu yang tiada hentinya, dan puluhan ribu orang tewas dalam letusan Krakatau.
Bencana membuat ketakutan dan emosi rakyat yang luar baisa, sehingga mereka yakin jika waktu itu adalah saat yang untuk perang melawan orang-orang kafir atau Belanda.
Selain letusan Krakatau yang membakar kemarahan rakyat, baca juga hal-hal unik dan menarik lainnya, hanya di Konten Serba-Serbi Djawanews.