Djawanews – Dulu seorang teman kerja penulis yang dari Kabupaten Kudus mengaku jika dirinya makan daging sapi setelah kuliah di Jogja. Meskipun dirinya muslim, namun di kampungnya masih pantang memakan sapi. Pantangan menyembelih sapi di Kudus sebenarnya berawal dari era Sunan Kudus.
Sebagian masyarakat di Kudus setiap momen Idul Adha, sudah dapat dipastikan jika tidak akan sapi yang disembelih. Sebagai gantinya, sapi akan digantikan dengan kerbau.
Keyakinan pelarangan penyembelihan sapi bermula Sunan Kudus saat dahwah mengeluarkan fatwa larangan berkurban menggunakan sapi. Terkait dengan larangan tersebut KH Said Aqil Siroj pernah menjelaskan terkait fatwa kontroversi Sunan Kudus tersebut.
Sunan Kudus, menurut Said mengeluarkan fatwa bukan tanpa sebab. Menurutnya seperti para Wali lainnya, Sunan Kudus mengutamakan syiar Islam melalui pendekatan budaya, jalan damai, dan tanpa kekerasan.
Perlu diketahui, pada saat Sunan Kudus menyebarkan agama Islam manyoritas penduduknya taat terhadap agama Hindu. Hal tersebut membuat mereka juga menghormati sapi, dan karena toleransi Sunan Kudus melarang umat Islam melaksanakan ibadah kurban menggunakan sapi.
Meskipun di dalam Al-Quran, kurban hanya menggunakan unta, sapi, kambing, atau biri-biri, Sunan Kudus saat itu merekomendasikan menggunakan kerbau.
Said berpendapat jika Sunan Kudu memahami Islam secara kontekstual, daripada mengedepankan segala hal yang bersifat simbolis dan formal, di mana hal tersebut kadang berbenturan dengan hak dan kebebasan kelompok lain.
Sikap toleransi yang diajarkan oleh Sunan Kudus sendiri, pada akhirnya membuat penduduk sekitar penasaran dengan ajaran Islam. Para penduduk terketuk harinya oleh ajaran Islam yang saran dengan toleransi yang diajarkan Sunan Kudus, sehingga banyak di antaranya yang kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat.
Selain larangan Sunan Kudus menyembelih sapi, baca juga hal-hal unik dan menarik lainnya, hanya di Konten Serba-Serbi Djawanews.