Djawanews.com - Masa kecil bisa pengaruhi selera makan seseorang. Beberapa orang bahkan menghindari makanan tertentu dan hanya mau makan makanan yang telah biasa dimakan sejak kecil.
Salah satunya adalah kisah dari remaja bernama David. Ia menjadi salah satu pengidap fobia makanan. Sejak kecil hingga usianya 18 tahun, David hanya mau makan nugget ayam dan tidak mau makan makanan lainnya.
David mengaku bahwa ia mampu menghabiskan lebih dari 100 nugget ayam dalam seminggu. David juga mengaku bahwa ia sangat pemilih untuk makanan. Pokoknya, ia benar-benar tidak bisa menoleransi makanan selain nugget.
"Dahulu aku sangat pemilih saat makan. Saat aku masih kecil, aku hanya mau mengonsumsi beberapa jenis nugget saja," kata David.
Beranjak besar David baru berani untuk mencoba makan makanan lainnya. Meski sudah mencobanya, ia tetap saja tidak merasakan kenikmatan saat melahap makanan selain nugget.
"Tetapi saat aku bertumbuh besar aku mulai mencicip dan mengonsumsi berbagai makanan seperti chicken goujons dan chicken dippers. Sesekali aku juga makan sosis dan garlic bread, tetapi yang aku rasakan hanya sekadar makan untuk tetap hidup," kata David.
Akhirnya Insaf
Suatu hari, David pun bertemu dengan seorang pegawai TV, Co Durham. David kemudian diajak untuk bergabung dalam acara TV berjudul "Extreme Food Phobics". Acara TV itu pun menjadi titik balik dalam hidup David untuk memulai hidup normal.
Kala itu, David dipertemukan dengan dr. Ranj Singh yang memberitahunya tentang bahaya yang akan dia rasakan jika tak segera mengubah pola makannya. Dr. Singh mengingatkan David bahwa nugget ayam memiliki kandungan garam yang tinggi dan meningkatkan risiko tubuh terkena diabetes tipe 2.
Mendengar perkataan dr. Ranj Singh, pikiran David menjadi terbuka. David kemudian insaf dan secepatnya mengganti pola makannya tersebut.
"Aku telah diperingatkan bahwa nugget tinggi akan garam, jadi mereka akan dicerna dengan lambat dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Hal itu benar-benar membuka mataku. Rasanya seperti alarm bangun tidur," kata David.
Kini, David telah berhasil memperbaiki pola makannya. Ia juga mengaku bahwa saat ini ia mulai bisa mengonsumsi makanan dengan lebih variatif lagi.