Djawanews.com - Latah adalah kondisi ketika seseorang spontan mengeluarkan kata-kata tertentu ketika terkejut. Latah juga bisa disertai dengan gerakan ketika ada situasi yang mengagetkan.
Latah terkadang mengundang tawa orang-orang di sekitarnya. Namun kondisi seseorang yang latah terkadang bisa membahayakan dirinya. Tapi, kenapa seseorang bisa latah?
Latah termasuk gangguan psikologis yang disebut dengan 'Culture Bound Syndrome'. Sebab, kondisi latah hanya dijumpai pada penduduk Asia Tenggara, khususnya orang Indonesia dan Malaysia. Hingga kini, belum pernah ditemukan orang Barat yang mengalami latah.
Meski begitu, latah bukan gangguan psikologis yang serius. Sebagaian besar latah terjadi karena seseorang merasakan kecemasan atau perasaan tertekan.
Beberapa Teori tentang Latah
Ada beberapa teori yang menjelaskan penyebab gangguan latah ini. Pertama, teori pemberontakan, yaitu ketika seseorang bisa saja mengucapkan kata-kata yang dilarang tanpa merasa bersalah. Keadaan ini berupa gangguan tingkah laku. Seperti munculnya dorongan yang tidak terkendali untuk mengucapkan atau melakukan sesuatu.
Kedua, teori kecemasan. Latah juga bisa terjadi karena adanya kecemasan akan sesuatu yang tidak disadari.
Ketiga, teori pengondisian. Latah bisa terjadi karena penularan dari lingkungan sekitar. Jadi, latah juga bisa dialami seseorang yang ingin mencari perhatian.
Keempat, teori spontan. Ini adalah jenis latah yang paling parah. Saat terkejut, secara spontan dan tanpa sadar, orang yang latah akan langsung melaksanakan perintah orang lain tanpa bisa dikendalikan. Setelah melakukannya, barulah dia sadar.
Dari beberapa teori di atas, gangguan latah terdiri atas 3 jenis, yaitu kolalia (mengulangi perkataan orang lain); ekopraksia (meniru gerakan orang lain); dan koprolalia (mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu atau kotor).
Lantas apakah Anda atau punya seorang yang dekat tapi latah?