Djawanews.com—Provinsi Cáceres Spanyol dikejutkan oleh munculnya kembali Dolmen Guadalperal setelah hampir 60 tahun tidak kelihatan karena air pasang.
Musim panas luar biasa yang melanda Eropa pada 2019 lalu telah menyebabkan garis pantai Sungai Tagus surut dan sebuah monumen bundar berusia 4.000 hingga 7.000 tahun muncul di tengah Waduk Valdecañas.
Dolmen Guadalperal atau ‘Stonehenge’nya Spanyol
Dolmen merupakan istilah untuk meja atau batu yang di susun untuk ritual atau pemujaan tertentu. Dolmen Guadalperal yang ada di Spanyol merupakan monumen megalith yang terdiri dari 100 batu granit yang berdiri tegak (beberapa setinggi 1,8 m), dan disusun membentuk lingkaran berdiameter 26 meter.
Dolmen yang juga disebut-sebut sebagai ‘Stonehenge’nya Spanyol (Spanish Stonehenge) tersebut diduga digunakan sebagai kuil, situs pemakaman, atau bahkan perdagangan. Diduga sebagai tempat perdagangan karena lokasinya yang strategis dan juga berada di tepi sungai.
Pada 1920, peneliti Jerman Hugo Obermaier memimpin penggalian situs dan mengambil beberapa temuan untuk dipelajari dan dipamerkan di Berlin. Tiga tahun kemudian, Dolmen Guadalperal tenggelam oleh pembangunan Waduk Valdecañas, sebuah proyek untuk membawa air dan listrik ke bagian-bagian yang kurang berkembang di wilayah tersebut.
Ketika musim panas tiba, ujung-ujung batu dari Dolmen Guadalperal biasanya sesekali akan nampak. Namun musim panas yang luar biasa pada 2019 lalu seolah telah membawa kembali harta karun tersebut setelah tidur panjang selama hampir 60 tahun.
Dilansir Djawanes dari laman BBC, setelah beberapa dekade di bawah air batu-batu granit sudah mulai terkikis dan retak, bahkan ada yang jatuh. Masayarakat setempat meminta pemerintah Spanyol supaya memindahkan batu ke tempat yang lebih aman untuk dilestarikan dan dipelajari. Mereka membuat petisi online dan saat ini (1/3) telah terkumpul lebih dari 44.000 tanda tangan.
Ikuti hal-hal unik dan menarik lainnya, baik dari dalam ataupun luar negeri, yang telah dibahas Djawanews di sini.