Djawanews.com—Kaktus berduri telah mengambil alih ribuan penggembalaan di bagian kering Kenya. Para pengembala bekerja sama dengan LSM dan imuwan mengubahnya menjadi biofuel.
Skema Pengubahan Kaktus Menjadi Biofuel
Opuntia stricta atau kaktus pir berduri tumbuh subur di dataran tinggi Laikipia Kenya. Kaktus yang pertama kali dibawa oleh Inggris tersebut sangat mengganggu para penggembala saat mencari rumput dan semak untuk memberi makan hewan ternak mereka.
Kaktus ini menghasilkan buah ungu yang manis. Tetapi duri-durinya berbahaya bagi ternak, membutakannya, atau bahkan merusak lidah dan sistem pencernaannya. Mukorino, salah satu penggembala, mengaku kehilangan setengah dari 200 kawanan hewannya setelah mereka memakan tanaman itu.
“Saya harus selalu memeriksa mata hewan saya untuk memungut duri sebelum melepaskannya untuk mencari makan,” kata Mukorino, seperti dilansir Djawanews dari DW, Jumat (13/3/2020).
Francis Merenyi, seorang lulusan ilmu lingkungan setempat, memiliki solusi yang menarik untuk kaktus di Laikipia. Ia bahkan melihat hal itu memiliki potensi bisnis yang besar.
Merenyi sedang menguji sistem yang mengubah sekitar 40 kilogram kaktus menjadi biogas setiap dua minggu. Gas disimpan dalam tangki dan digunakan untuk memasak, sementara lumpur limbah dapat digunakan sebagai pupuk di kebun. Merenyi berharap skema ini dapat digunakan di rumah dan sekolah-sekolah di daerah tersebut.
“Dengan asumsi bahwa 1.000 orang mengadopsi proyek serupa, itu berarti di tahun-tahun mendatang, kita akan benar-benar dapat memberantas (kaktus),” kata Merenyi.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.