Djawanews.com—Virus yang baru muncul memang kerap menakutkan. Selain karena tidak dikenal juga karena penyebarannya tidak bisa dipastikan. Hal ini semakin membuat parno ketika media mengabarkannya dengan diksi-diksi yang menakutkan.
Media sangat berpengaruh dalam menggiring opini publik. Melalui berita-berita yang dikabarkannya media menggerakkan emosi massa untuk fokus pada suatu hal. Tercatat virus corona memenuhi media-media massa akhir-akhir ini. Sehingga ketakutan masyarakat yang tinggi terhadap keberadaan virus baru tersebut menjadi hal yang tak terhindarkan.
Media Massa Cenderung Menggunakan Diksi Menakutkan Terkait Virus Corona
Berita-berita terkait virus corona terbilang sangat tinggi. Penelitian majalah Time menunjukkan bahwa ada 23 kali lebih banyak artikel dalam berita cetak berbahasa Inggris yang meliput wabah COVID-19 pada bulan pertama dibandingkan dengan periode waktu yang sama untuk epidemi Ebola pada 2018.
Selain memiliki intensitas yang tinggi berita-berita tersebut juga menggunakan diksi-diksi menakutkan. Dilansir Djawanews dari The Conversation, penelitian Karin Wahl-Jorgensen dari Cardiff University terhadap 100 surat kabar bersirkulasi tinggi dari seluruh dunia, yang secara kolektif menerbitkan 9.837 cerita tentang virus corona. Dari jumlah tersebut, 1.066 artikel menyebutkan “ketakutan” atau kata-kata yang terkait, termasuk “takut”.
Sementara itu 50 artikel menggunakan frase “virus pembunuh”. Sedangkan surat kabar tabloid, seperti The Sun dan The Daily Mail, lebih cenderung menggunakan bahasa yang memicu rasa takut.
Melihat cara media memberitakan virus corona dengan kata-kata dan frase di atas, maka wajar masyarakat menjadi semakin ketakutakan dengan virus baru tersebut.
Ikuti hal-hal unik dan menarik lainnya, baik dari dalam ataupun luar negeri, yang telah dibahas Djawanews di sini.