Djawanews.com—Seni berpantun termasuk jenis sastra lisan tertua di nusantara. Di Indonesia, salah satu daerah yang masih melestarikan tradisi berpantun adalah masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat dengan Batombe-nya. Batombe tidak hanya seni berpantun, tetapi juga melibatkan seni tari dari para pemainnya.
Pelaksanaan dan Sejarah Tradisi Batombe
Batombe lahir berkembang pada masyarakat Nagari Abai, Kabupaten Solok Selatan. Batombe secara bahasa bersasal dari kata ‘ba’ dan ‘tombe’. ‘ba’ pada bahasa Minangkabau merupakan awalan kata sedangkan ‘tombe’ berarti pantun.
Batombe merupakan seni berbalas pantun dengan diiringi alat musik rabab. Batombe biasanya dimainkan oleh dua orang laki-laki dan perempuan, atau berkelompok. Para pemain disebut dengan pendendang. Biasanya pendendang utama merangkap sebagai pengiring.
Sementara dendangan pantun dalam kesenian batombe biasanya merupakan ungkapan perasaan dan cerita perjalanan hidup seperti cinta, sedih, semangat dan lain-lain. Pantunnya mengandung kata kiasan dan melepaskan hasrat hati.
Batombe tidak ubahnya dengan dengan kesenian berpantun di daerah-daerah lain. Perbedaannya mungkin terletak pada alat musik yang digunakan. Batombe akrab dengan rabab sebagai pengiring dan berdendang dengan sahut-menyahut pantun.
Menurut cerita yang berkembang tradisi ini pada mula muncul pada saat gotong royong membangun rumah gadang/masjid. Konon, saat warga sedang mengambil kayu ke hutan untuk keperluan tiang, ada satu kayu yang tidak bisa diangkat bahkan sama sekali tidak bisa digeser.
Dalam kondisi putus asa tersebut, tiba-tiba para perempuan yang memang bertugas untuk menyiapkan bekal mencari cara untuk memberi semangat kepada kaum pria yang sedang susah payah mencari cara untuk memindahkan kayu. Lalu secara spontan mereka mulai berpantun yang kemudian dibalas oleh para pekerja pria.
Dalam sahut-sahutan pantun tersebut, kemudian tanpa disadari kayu yang tadi tidak bisa digeser kemudian sedikit demi sedikit bergeser dan bisa dipindahkan ke lokasi pembangunan rumah. Demikian selanjutnya balas pantun berkembang dalam berbagai kegiatan-kegiatan bersama hingga akhirnya menjadi satu tradisi dalam perhelatan-perhelatan.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.