Djawanews.com—Lockdown telah menahan sejumlah praktik yang merusak kehidupan serangga dan menciptakan dunia yang lebih bersahabat bagi lebah liar. Para konservasionis berharap beberapa dari perubahan baik ini bisa terus berlanjut setelah Covid-19 berakhir.
Lockdown Menyelamatkan Kehidupan Lebah
Lockdown atau karantina Covid-19 telah mengurung orang-orang dikurung di rumah mereka masing-masing, akibatnya satwa liar menghadapi lebih sedikit gangguan dari manusia, lalu lintas dan berbagai macam polusi. Di Turki misalnya, lumba-lumba semakin kerap terlihat di jalur yang biasanya berfungsi sebagai rute pengiriman yang sibuk.
Dilansir Djawanews dari BBC, salah satu hewan yang menurut para ilmuwan yang akan sangat merasakan kebaikan dari lockdown adalah lebah liar. Beberapa waktu terakhir populasi lebah menurun dengan cepat di seluruh dunia di antaranya karena hilangnya habitat, polusi, dan penggunaan pestisida. Sementara lebah merupakan salah satu mata rantai hewan penyangga kehidupan di bumi.
Dunia tanpa lebah akan terlihat sangat berbeda dan mengubah hidup kita secara luar biasa. Lebah adalah penyerbuk terpenting di dunia, menyuburkan sepertiga dari makanan yang kita makan dan 80% tanaman berbunga.
Dengan adanya lockdown polusi udara akan berkurang secara signifikan. Lebih sedikit asap dari mobil di jalan membuat lebah lebih mudah mencari makan. Menurut sebuah studi polusi udara secara substansial mengurangi kekuatan dan umur panjang aroma bunga dan ini menyulitkan lebah mencari makanan.
Selain itu lebih sedikit mobil di jalan berarti manfaat lain bagi lebah juga. Jumlah kematian lebah kemungkinan akan turun karena perjalanan mobil menurun selama lockdown. Para peneliti Kanada pada 2015 memperkirakan bahwa 24 miliar lebah dan tawon mati oleh kendaraan di jalan-jalan di seluruh Amerika Utara setiap tahun.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.