Djawanews.com—Seperti yang sudah diketahui Covid-19 berasal dari kelelawar di Wuhan yang meninggalkan inangnya dan menginfeksi manusia. Namun yang belum diketahui bagaimana pandemi ini akan berakhir. Karena belum pernah terjadi sebelumnya yakni penularan yang mudah dengan berbagai gejala, mulai dari tidak ada sama sekali sampai mengakibatkan kematian.
“Ini adalah situasi yang sangat berbeda dan sangat baru,” kata Sarah Cobey, ahli epidemilogi dari University of Chicago, seperti dikutip Djawanews dari Scientificamerican, Selasa (28/4/2020).
Cara-cara Pandemi Berakhir di Masa Lalu
Meskipun tidak ada kasus serupa Covid-19, kita bisa belajar dari pandemi yang dihadapi manusia dalam 100 terakhir dan bagaimana itu berakhir. Belajar dari masa lalu ditemukan bahwa lama atau tidaknya pandemi akan berakhir bergantung pada evolusi patogen dan respon manusia terhadapnya, baik secara biologis atau sosial.
Kemungkinan pertama: Virus terus bermutasi dan karena kebaruan jenis virus, tubuh tidak langsung dapat mengenali serangan dan membentuk antibodi untuk menyerang balik. Sementara itu, karena keramaian dan kurangnya obat menyebabkan angka penularan semakin tinggi.
Pada akhirnya orang-orang dengan antibodi yang tinggi bisa memangkas penyebaran dan mengakhiri pandemi. Namun ini bisa memakan waktu beberapa tahun dan sementara pandemi berakhir manusia telah mengalami malapetaka besar. Keadaan ini bisa dilihat pada apa yang terjadi dengan flu Spanyol 1918.
Kemudian kita bisa melihat apa dengan SARS 2003. Berkat taktik epidemiologis yang agresif seperti mengisolasi orang sakit, mengkarantina kontak mereka dan menerapkan kontrol sosial, wabah yang buruk terbatas pada beberapa lokasi seperti Hong Kong dan Toronto.
Penahanan di atas dimungkinkan karena penyakit mengikuti infeksi dengan sangat cepat dan jelas, hampir semua orang dengan virus memiliki gejala serius seperti demam dan kesulitan bernapas. Dan mereka menularkan virus setelah sakit, bukan sebelumnya. Pengendalian virus berhasil, hanya ada 8.098 kasus SARS secara global dan 774 kematian.
Selanjutnya adalah penggunaan vaksin pada kasus flu babi 2009. Karena tidak separah pandemi sebelumnya, para ilmuwan berhasil mengembangkan vaksin hanya 6 bulan setelah virus muncul. Tidak seperti vaksin campak, vaksin ini hanya memberikan perlindungan selama beberapa tahun.
Meskipun demikian, dalam pandemi bahkan vaksin jangka pendek adalah anugerah. Sebagai jalan keluar vaksin harus diperbarui setiap tahun dan diberikan secara teratur. Karena adanya vaksin flu babi jauh lebih cepat diatasi dibandingkan flu spanyol.
Bagaimana dengan Covid-19? Bagaimana virus ini akan berakhir? Para ahli memperkirakan akan dilakukan kombinasi dari apa yang telah dilakukan di masa lalu. 50 persen dari pemerintah dan masyarakat dalam hal menjaga jarak sosial dan 50 persen bagian sains untuk mengobati pasien dan mengembangkan vaksin Covid-19.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.