Djawanews – Mustofa Bisri atau yang biasa dipanggil Gus Mus oleh para pengikutnya adalah sosok paket lengkap, dirinya adalah seorang Kyai, seniman, dan juga pemikir yang diperhitungkan di Indonesia.
Sebagai seorang Kyai dan ulama, Gus Mus sekarang adalah pemimpin dari Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlatut Thalibin di Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Selain itu beliau juga merupakan seorang Rais Syuriah PBNU.
Menariknya, Gus Mus tidak hanya sekadar ikon dalam organisasi Islam di Indonesia. Selain sebagai salah satu orang yang mendeklarasikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), beliau pula yang merancang logo PKB yang hingga sekarang masih digunakan.
Selanjutnya, dalam bidang kesustraan Indonesia, Gus Mus selain penulis kolom juga lebih sering dikenal sebagai penyair. Puisi-puisi Gus Mus kerap dijuluki sebagai “Puisi Balsem”, mengapa demikian?
Penyair D. Zawawi Imron sendiri yang menyebutkan jika puisi-puisi Gus Mus telah menelanjangi eksistensi penguasa pada waktu itu yaitu Orde Baru. Puisi-puisi Gus Mus dikenal tajam dan mengkritik dengan hangat layaknya balsem. Sebut saja beberapa judul seperti “Keluhan”, “Negeri Amplop”, dan “Mantraku, Mantra Sakti”.
Selain puisi, Gus Mus juga melakukan kritik-kritik melalui berbagai lukisannya, yang paling terkenal adalah lukisan berjudul “Berzikir Bersama Inul” di tahun 2003. Banyak orang berpendapat jika lukusan tersebut merobohkan kredibilitas ulama, namun Gus Mus berkata lain.
Gus Mus menyatakan jika lukisannya adalah kritik atas budaya materialisme dalam masyarakat Indonesia. Hal tersebut ditulis F.X. Rudi Gunawan (dilansir dari Tirto) melalui bukunya Mengebor Kemunafikan: Inul, Seks dan Kekuasaan yang mengungkapkan jika pada masyarakat kedagingan agama yang sesungguhnya berdimensi ruhaniah dan spiritualitas sering dicampuradukkan dengan hal-hal yang duniawi.
Terkait dengan polemik atas lukisannya, Gus Mus pernah melakukan penjelasan melalui Koran Tempo (4/5/2003), “ini—kondisi ribut-ribut soal inul—membuktikan tesis saya bahwa perhatian bangsa kita masih pada daging, tidak pada ruh dan jiwa. Gegeran ini berkisar soal daging.”
Selain artikel terkait peringatan atas lahirnya Gus Mus hari ini, jangan lupa baca juga hal-hal unik dan menarik lainnya, hanya di Konten Serba-Serbi Djawanews.