Djawanews.com – Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk keadaan PSS Sleman tengah hadapi masa sulit. Pasalnya, banyak sekali problem yang terjadi di tubuh Super Elang Jawa. Mulai dari performa permainan yang buruk, tuntutan suporter, dan juga manajemen yang kontroversial.
Suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) beberapa pekan yang lalu melayangkan tuntutan kepada pihak manajemen PSS Sleman. Tuntutan dari BCS adalah mereka menginginkan agar pelatih kepala Dejan Antonic, bek Arthur Irawan, dan Dirut PT PSS Marco Gracia Paulo hengkang dari PSS Sleman.
Bahkan, BCS telah menyuarakan mosi tidak percaya menyusul tuntutan mereka yang tak kunjung dipenuhi oleh manajemen. Sebenarnya, pihak manajemen sudah menjawab akan mengevaluasi secara total usai penyelenggaraan seri kedua Liga 1 2021 berakhir.
Namun, jawaban tersebut nampaknya belum membuat para suporter lega dan justru membuat runcing permasalahan. Terlebih suad PSS Sleman enggan menyempatkan diri singgah ke kandang mereka usai TC di Jakarta. Para pemain, ofisial, dan pelatih justru langsung terbang ke Surakarta untuk menghadapi pekan ketujuh Liga 1 Indonesia.
“MOSI TIDAK PERCAYA!” cuitan akun Twitter BCSXPSS_1976 pada Kamis (14/10) malam.
"Genting. PSS Sleman kini kian menjauh. Gejolak dalam akar rumput menumbuh tak terbendung. Akumulasi permasalahan di tubuh klub yang tak kunjung usai justru semakin menguatkan tiga tuntutan Sleman Fans."
"Petak umpet. Kemanapun juga kami datangi, kami cari PSS Sleman kami. Dari Sleman ke Bandung lalu Jakarta. Acuh, tiada berpulang pasca seri pertama. Berdalih seri kedua akan berlangsung di Jakarta. Tanpa mampir, PSS bertolak ke Surakarta."
"Beriringan dengan tuntutan Sleman Fans yang belum mampu dipenuhi dewan komisaris dan pemegang saham mayoritas. Mengingat telah dilakukan penagihan janji yang disepakati hari ini. Hari dimana sebelum Series 2 akan digelar."
"Maka malam ini kami akan membawa tuntutan ini kepada Kepala Daerah, yakni Bupati Sleman. PSS adalah aset daerah yang harus diperjuangkan dan diselamatkan bersama."
Dalam cuitannya tersebut, BCS juga membeberkan beberapa fakta mengenai keberadaan Arthur Irawan yang ternyata memiliki hubungan dengan pemegang saham terbesar di PSS. Fakta tersebut didapat BCS kala bertemu dengan Komisaris Utama PT Putra Sleman Sembada, Agus Projosasmito, di Jakarta pada Rabu (13/10).
"Berdasarkan dari pertemuan perwakilan BCS dengan Bapak Agus Projosasmito tempo hari di Jakarta, kami mendapatkan informasi bahwa ada satu nama pemegang saham mayoritas lain, Ibu Effy Soenarni Soeharsono. Fakta yang ditemukan bahwa Ibu Effy adalah ibu dari Arthur Daniel Irawan."
"Jangan goyah, apapun itu. Stick together kawanku. Tetap dalam barisan! #DejanOut #ArthurOut #MarcoOut," demikian bunyi cuitan akun twitter BCS.
Bagaimana pun juga, kini PSS Sleman tengah hadapi masa sulit. Kinerja pemain yang memburuk, kepala pelatih yang bebal dan juga manajemen yang carut marut. Sudah saatnya PSS Sleman berbenah jika ingin tetap berada di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Ingin tahu informasi mengenai sepak bola lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.