Djawanews.com – Sudah menjadi keniscayaan jika setiap orang memiliki keunikannya masing-masing. Ketika dua orang berkomitmen untuk menjalin hubungan asmara, harapannya bertahan lama, bahagia, dan romantis.
Pada situasi tertentu, persoalan dalam hubungan asmara tak dapat terhindarkan. Meski tak bijak jika menilai mana yang salah atau benar, tetapi persoalan mendasar berikut ini kerap sekali menjadi pemicu konflik besar yang tak mudah diredam.
- Masalah kepercayaan
Hilangnya kepercayaan merupakan salah satu pemicu api cemburu yang sulit padam. Selain itu, masalah kepercayaan mencakup faktor-faktor posesif, perselingkuhan emosional, perselingkuhan fisik, kurangnya dukungan emosional, dan tidak lagi saling mendukung.
Sebuah hubungan tanpa kepercayaan, dilansir Psychology Today, paling berbahaya bagi kesuksesan hubungan jangka panjang. Tanpa kepercayaan, sebuah ikatan yang mulanya kuat jadi kehilangan jangkar sehingga berpotensi hilang arah ketika berlayar di samudra rumah tangga.
- Perbedaan prioritas
Hubungan dua orang yang berkomitmen menjadi pasangan, membutuhkan saling menjadikan prioritas. Selain prioritas pada keluarga, misalnya, prioritas yang berbeda dari pasangan juga memicu tumbuhnya harapan yang berbeda pada sebuah hubungan.
Jadi selain ketertarikan fisik, gairah seksual, latar belakang sosial-ekonomi, dan koneksi kepribadian, komitmen untuk dijadikan prioritas adalah aspek penting. Apabila tidak ada kesaling-memprioritaskan, bisa menjadi persoalan besar yang memicu pertengkaran.
- Masalah kompatibilitas
Masalah kompatibilitas atau kecocokan meliputi tipe kepribadian, gaya keterikatan, keintiman, dan perspektif. Apabila salah satu dari pasangan memiliki perspektif yang berbeda, meskipun tipe kepribadiannya cocok, bisa jadi persoalan yang memicu terkikisnya keterikatan lho.
- Masalah komunikasi
Banyak psikolog yang menyatakan bahwa komunikasi adalah kunci langgengnya sebuah hubungan asmara. Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan, karena faktanya pola komunikasi yang tidak sehat kerap menghancurkan hubungan percintaan.
Dr. John Gottman dari University of Washington, seorang ahli dalam studi pasangan, menyimpulkan dalam penelitiannya selama 20 tahun bahwa satu-satunya pemicu perpisahan adalah komunikasi yang tidak sehat, misalnya tidak menghormati pasangan.
- Narsisme
Tim peneliti, yang dilansir Mayo Clinic, mendefinisikan gangguan kepribadian narsistik sebagai gangguan mental di mana orang memiliki kepentingan untuk memenuhi kekaguman pada diri. Tanda-tanda narsisme termasuk bersikap superior atau dominan, citra diri yang megah, kesombongan, pelanggaran boundaries, kepalsuan, dan manipulatif.
Secara signifikan, penelitian menunjukkan bahwa seseorang dengan narsisme tinggi berkorelasi dengan kerentanan terhadap perselingkuhan.
- Relasi yang tidak sehat
Relasi yang tidak sehat contohnya pelecehan verbal, emosional, fisik, bahkan seksual. Relasi yang saling menyakiti dan tidak mendasarkan hubungan dengan sikap empati, membuat setiap orang yang berpasangan tidak menemukan kebahagiaan.
- Masalah uang
Menurut studi yang dilakukan tahun 2013 oleh Institute for Divorce Financial Analysis, melaporkan survei bahwa masalah keuangan adalah alasan utama perpisahan. Masalah uang, bisa memicu banyak perselisihan. Termasuk membuat tidak aman secara psikologis dan memicu pada tingkat kepercayaan, keselamatan, keamanan, kekuasaan, kendali, dan kelangsungan hidup.