Djawanews.com – Keluarga merupakan fondasi penting dalam kehidupan, tempat setiap individu seharusnya merasa aman, dicintai, dan dihargai. Hubungan keluarga yang sehat tidak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi juga menjadi kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Meskipun setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda, terdapat beberapa ciri umum yang menandai hubungan yang sehat dalam keluarga.
- Menghormati batasan
Baik batasan emosional dan fisik, perlu dihargai bagi setiap anggota keluarga. Misalnya, anak-anak dan anggota keluarga memiliki privasi, yang mana harus saling dipahami dan dihormati. Secara praktik, dalam keluarga yang sehat orang tua melakukan sebagian besar pekerjaan emosional dengan anak-anak mereka dengan mencontohkan empati, pengendalian diri, dan perilaku yang tepat dalam menanggapi emosi atau stres. Anak-anak dalam hal ini berperan untuk belajar.
- Setiap anggota keluarga terbuka pada pendapat
Setiap orang diperbolehkan memiliki dan mengutarakan pendapat. Begitupun dalam keluarga, yang mana setiap orang pendapatnya boleh diutarakan dan harus dihormati oleh setiap anggota keluarga. Mengutip Psychology Today, Selasa, 3 Juni, dalam keluarga yang tidak banyak memberikan ruang untuk perbedaan pendapat, wajar jika anak-anak mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak tahu siapa mereka. Itu menandai pentingnya memberi ruang setiap anggota keluarga untuk mengutarakan pendapatnya meski pengambilan keputusan akhir memakai pertimbangan tertentu.
- Harapan dan aturan dilakukan konsisten, adil, serta sesuai usia
Setiap keluarga memiliki aturan yang berbeda-beda. Tetapi aturan jika tidak konsisten atau tidak sesuai usia akan menciptakan lingkungan yang membingungkan dan kacau. Anak-anak masih tumbuh dan belajar, jadi harapan pengasuh terhadap mereka tidak boleh sama dengan harapan mereka terhadap diri mereka sendiri atau orang dewasa lainnya.
- Memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga dengan tepat
Semua anggota keluarga peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan orang lain. Tetapi dalam memenuhinya, perlu dilakukan sesuai usia. Misalnya, orang tua memberikan perhatian emosional kepada anak-anak, bukan sebaliknya. Maka sebisa mungkin setiap anggota keluarga berusaha memenuhi kebuhan anggota keluarga lainnya.
- Merasa aman dan terlindungi
Anak-anak dalam keluarga yang sehat merasa aman dalam belajar, tumbuh, bahkan saat membuat kesalahan. Hubungan dalam keluarga yang sehat, memiliki pemahaman yang sehat juga tentang kesalahan. Mereka tidak mengancam keamanan dan keselamatan. Menurut psikoterapis dan penulis Healing from Parental Abandonement and Neglect, Kaytee Gillis, LSCW., cinta dalam keluarga itu tanpa syarat.
- Menerima dan memaafkan kesalahan dengan cara yang sehat
Keluarga yang sehat memahami bahwa setiap orang membuat kesalahan dan belajar untuk tumbuh. Itu berarti, keluarga sehat memahami cara aman dan tepat menangani konflik. Keluarga-keluarga ini mengeksplorasi kesalahan untuk memahami dan memperbaiki diri, alih-alih mempermalukan orang lain karenanya.