Djawanews.com – Tidak ada orang yang bisa hidup sendiri, karena itu kita menjalin hubungan dengan keluarga ataupun pertemanan dengan orang lain. Survei yang dilakukan pada 308.000 orang menemukan bahwa orang yang tidak memiliki jalinan pertemanan yang baik, kemungkinan dua kali lebih besar untuk meninggal usia dini.
Survei di atas menunjukkan pentingnya memiliki hubungan pertemanan yang baik dengan kesehatan seseorang. Namun perlu diingat banyak mitos yang membentuk cara kita melihat dan menjalin pertemanan. Seorang spesialis dan psikiatris Britt Frank, MSW., LSCSW., SEP., menjelaskan apa-apa saja yang mitos dan fakta mengenai hubungan pertemanan. Berikut penjelasannya melansir Psychology Today.
- Setiap orang membutuhkan sahabat
Kalau didasarkan kebutuhan, suatu hal akan terasa berat. Bersahabat, memang tidak selalu memungkinkan karena kedekatan dan frekuensi saling memberikan kabar terkadang sulit untuk dipertahankan pada usia dewasa. Menurut pakar hubungan Esther Perel, Anda bisa beralih berkontak dengan satu orang ke orang lain untuk memberikan makna dan perasaan yang berkesinambungan. Tetapi ini juga bisa jadi beban, karena terlalu berat. Jelas Frank, Anda tidak perlu menemukan satu-satunya sahabat terbaik untuk mendapatkan kesehatan dari koneksi. Hanya saja, Anda mungkin memerlukan orang yang nyaman untuk sama-sama berbagi cerita.
- Persahabatan membutuhkan banyak waktu
Pada kenyataannya, persahabatan bukan tentang kuantitas tetapi kualitas. Tidak hanya hubungan persahabatan, hubungan apapun tidak dapat dibangun tanpa landasan yang membutuhkan waktu, energi, dan kesengajaan. Artinya, kita tidak perlu mendefinisikan bagaimana dan apa komposisi hubungan persahabatan. Kedekatan dan kehangatan dalam hubungan pertemanan, dapat dibangun hanya dalam waktu sesaat maupun menahun. Lebih jauh lagi, kompleksitas hidup tidak memungkinkan kita menghabiskan banyak waktu untuk mengharapkan persahabatan.
- Teman sosial media tidak dihitung sebagai teman
Situs sosial media saat pertama kali populer, banyak orang mengambil tindakan personal untuk bertemu dengan teman atau bahkan pasangan. Saat ini, mungkin anggapan sinis telah dinormalisasi. Frank bercerita, ia memiliki banyak kontak teman dalam ranah digital, seperti dari Zoom dan Facetime. Artinya, apabila sosial media adalah ruang di mana Anda merasa terhubung, divalidasi, dan didukung, maka tidak ada alasan untuk mengabaikan teman online Anda. Mungkin bertatap muka lebih menguntungkan, tetapi manfaat persahabatan secara keseluruhan tetap saja bisa didapat dengan cara ini.
- Persahabatan itu bersifat selamanya
Teman tidak selalu selamanya. Tetap menjalin hubungan karena takut terlihat tidak setia, termasuk bentuk pengkhianatan terhadap diri sendiri lho, tulis Frank. Jadi, kenali batasan Anda dan jika hubungan pertemanan telah merugikan atau melewati batas, tak apa mundur selangkah atau menutup halaman sementara. Penting diketahui, tidak ada aturan pasti yang mengatakan Anda harus mempertahankan orang lain dalam hidup. Kalau Anda tidak merasa nyaman atau hubungan terasa toksik, Anda boleh merasa sedih tetapi tak perlu juga tetap berada dalam hubungan yang tak sehat.
Banyak sekali konsep persahabatan, tetapi menetapkan batasan dengan cara mengatakan tidak, mengatasi konflik, mengkhawatirkan teman-teman Anda tanpa mengorbankan ketenangan Anda, semuanya merupakan topik yang berguna dan penting.