Spesialis penyakit dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Wulyo Rajabto Sp.PD KHom menjelaskan, pasien kanker boleh berpoasa bila sudah selesai menjalani pengobatan.
Sementara, pasien yang kanker atau penyakitnya masih aktif tidak diperbolehkan puasa. Sebab, menurut dokter Wulyo, pasien ini membutuhkan pengobatan supaya kanker stabil dan hilang.
“Kalau pasien kanker mau puasa, dokter harus menilai dulu. Kalau pasien masih menjalani pengobatan kankernya secara aktif, misal, masih dikemoterapi, anjurannya agar si pasien tidak puasa,” jelas dokter Wulyo dilansir dari Republika.
Akan tetapi, jika pengobatannya sudah stabil, misalnya, kanker payudara sudah dioperasi dan kemoterapi, pasien pun tinggal minum obat-obatan hormonal yang hanya diminum sekali sehari. Itu tidak mengganggu fungsi tubuh secara dominan.
“Kalau kanker diobati kemoterapi, efek sampingnya mual, muntah dia pasti enggak bisa puasa. Kalau yang obat minum, efek sampingnya minimal dia bisa berpuasa,” ujar dokter Wulyo.
Efek kemoterapi
Dokter Wulyo menambahkan, efek samping kemoterapi selain mual muntah adalah rambut rontol. Hal yang dokter takutkan, lanjut dia, kondisi pasien bisa menekan sumsum tulang jadi produksi hemoglobin (hb)-nya kurang sehingga pasien lemas.
“Dengan hb rendah, anemia jadi lemas. Mau puasa susah,” katanya.
Selain itu, leukosit terlalu rendah (normalnya 5.000 sampai 10 ribu), dikemoterapi seminggu control leukosit tinggal 500. Jumlah leukosit tersebut tidak kuat untuk melawan kuman.
Akhirnya, pasien bakal demam, infeksi, bahkan bisa masuk ICU. “Bagaimana dia mau puasa kalau efek sampingnya berat? Kalau yang sudah stabil, efek samping ringan, dia tidak ada masalah menjalani puasa,” ujar dokter Wulyo.
Tips aman berpuasa bagi pasien kanker
Bila sudah diperbolehkan puasa, menurut dokter Wulyo, pola makan pasien sama dengan orang lain pada umumnya. Untuk sahur dianjurkan memperlambat sahur sampai azan Subuh. Konsumsi juga makanan dengan gizi seimbang.
Misalnya, nasi dengan komposisi seimbang, harus ada lauk-pauk, sayur, kuah dan buah-buahan. Jadi, ada karbohidrat, protein, lemak dan air. Saat berbuka, makan yang ringan dan manis misalnya kurma atau seteguk dua teguk air putih.
Dokter Wulyo menyarankan agar shalat Maghrib lebih dulu baru lanjut makan besar. “Buka konsumsi kurma, air putih tidak langsung sate atau burger. Yang ringan-ringan dulu supaya lambung tidak kaget.