Tidur adalah aktivitas yang membuat tubuh kita beristirahat. Waktu tidur yang dianjurkan oleh para ahli kesehatan adalah 7-8 jam sehari. Kekurangan waktu tidur dapat meningkatkan risiko kesehatan, misalnya diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
Namun, saat Ramadan, waktu tidur kita terpotong sahur. Dengan demikian, mengelola waktu tidur menjadi tantangan tersendiri. Boleh jadi Anda akan merasakan pola tidur terganggu ketika memasuki dua pekan menjalankan puasa.
Walid Abdul Hamid, seorang direktur klinis dan konsultan psikiater di Priory Wellbeing Centre di Dubai, Uni Emirat Arab, mengatakan makan sahur sebelum pukul empat pagi dapat menyebabkan gangguan pola tidur. Dan nanti bisa berakibat pada kesehatan mental.
Oleh karena itu, dirinya menyarankan agar mencoba tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan jika itu lebih lambat atau lebih awal dari rutinitas yang biasa Anda lakukan.
“Mereka yang berpuasa baiknya tidak makan terlalu banyak sebelum tidur dan menghindari mengkonsumsi makanan cepat saji. Makanan itu bisa mempengaruhi kualitas tidur,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Abdul Hamid, baiknya mereka yang berpuasa agar meningkatkan paparan sinar matahari pada pagi hari dan mengurangi paparan sinar buatan malam hari.
“Hindari juga kopi, minuman bersoda, dan cokelat,” terangnya.
Perangkat elektronik, kata Abdul Hamid, sebaiknya ditempatkan sedikit jauh dari tempat tidur karena dikhawatirkan menimbulkan suara atau getaran yang akan mengganggu tidur Anda. Aktivitas fisik disarankan untuk dilakukan pada siang hari, meski hanya berjalan kaki di sekitar kantor atau tempat tinggal.
Sementara itu, Hady Jerdak, dokter yang menkhususkan diri pada penyakit paru-paru dan obat tidur di Rumah Sakit Medcare di Dubai, mengatakan kurang tidur dapat menyebabkan masalah yang lebih luas.
Dirinya melihat hal ini bisa melemahkan pertahanan system kekebalan tubuh terhadap virus. “Meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2, serta menyebabkan masalah yang berkaitan dengan penyakit jantung.”
Saat seseorang tidur, system kekebalan tubuhnya akan mengeluarkan senyawa yang disebut sitokin. Sitokin memiliki efek perlindungan terhadap system kekebalan tubuh Anda dengan membantu melawan peradangan dan infeksi.
Seseorang yang kekurangan tidur tak akan memiliki cukup senyawa ini yang berguna menghalangi tubuh dari penyakit. Hady Jerdak mengatakan masalah tidur yang berulang bisa menjadi cara tubuh mengisyaratkan sesuatu.
Menurut dia, peningkatan stress, perubahan suasana hati, dan kecemasan merupakan cara yang dilakukan tubuh untuk memberitahu Anda mengenai masalah tidur ini.