Djawanews.com - Kumpulan transkripsi mimpi dalam buku Pemuda Celaka dan Ciuman Italia karya Muhammad Qadhafi akan direspons dalam acara Ngelindur Sastra, yang berlangsung di Omah Petroek, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Selasa (25/1) pukul 16.00 WIB. Bentuk respons pada kegiatan ini yakni bedah buku, diskusi menulis, dan pembacaan beberapa transkripsi mimpi oleh Anindya Puspita dan Aprilia Sinta yang terdapat dalam buku.
Bedah buku yang dimoderatori oleh Raihan Robby ini menghadirkan pengulas Eko Triono dan Muhammad Qadhafi selaku penulis buku Pemuda Celaka dan Ciuman Italia. Eko Triono sebagai pengulas transkripsi mimpi karya Muhammad Qadhafi ingin berbicara mengenai realitas mental yang hidup dalam catatan-catatan mimpi di buku tersebut. Apakah keinginan yang tidak terwujud, hanya mampu hidup dan terselesaikan di mimpi? Yang akhirnya menimbulkan perenungan akan adanya simbol lewat mimpi.
Pemuda Celaka dan Ciuman Italia merupakan karya eksperimental yang lahir dari upaya untuk keluar dari belenggu aturan-aturan kesadaran. Tulisan eksperimental ini juga membangkitkan gairah menulis Muhammad Qadhafi yang hampir pensiun dini dalam dunia kepenulisan.
Transkripsi mimpi yang belum lama terbit pada 1 November 2021 ini menjadi buku keempat Muhammad Qadhafi setelah sebelumnya menerbitkan Kastagila dan Enam Belas Cerita Lainnya (2015), Melipat Agustus (2017), dan Lelaki dan Ilusi (2019).
Muhammad Qadhafi lewat transkripsi mimpinya ini menghadirkan cerita di luar kendali pikiran sadar yang dinarasikan lewat keganjilan latar, alur, dan sudut pandang sebagaimana pola mimpi bertindak. Hal itu cukup aneh, janggal. Namun, adanya prakata di dalam buku tersebut dapat dijadikan acuan dasar logika pembaca untuk menikmati berbagai kejanggalan cerita.
Menyinggung jenis karya sastra, menyoal cerpen, Muhammad Qadhafi melempar persoalannya tentang apakah mimpi juga termasuk kawanan cerpen. Pasalnya, terdapat kesesuaian aspek-aspek mimpi dengan aspek-aspek karya sastra. Lantas, sebenarnya apa itu karya sastra? Apa itu mimpi?