Djawanews.com – Jamu, minuman herbal tradisional Indonesia, kini semakin dikenal dunia setelah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO. Pengakuan ini menjadi bukti bahwa jamu bukan sekadar minuman kesehatan, melainkan bagian dari identitas budaya Indonesia yang telah ada sejak abad ke-8.
Berbagai manuskrip kuno mencatat keberadaan jamu sebagai bagian dari pengobatan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam masyarakat Indonesia, jamu dikenal memiliki berbagai jenis dengan khasiat yang beragam. Berikut beberapa jenis jamu tradisional dan manfaatnya.
- Kunyit asam
Kunyit asam merupakan jamu berbahan dasar rimpang kunyit dan asam. Kunyit (Curcuma domestica Vahl) ditumbuk atau diparut lalu diambil airnya. Kemudian dicampurkan dengan asam (Tamarindus indica L.) sehingga mendapatkan rasa segar, asam, dan ditambahkan gula arena tau gula merah. Jamu kunyit asam diketahui bermanfaat mencegah sariawan dan biasa diminum untuk pereda nyeri saat datang bulan.
- Beras kencur
Kencur memiliki rasa yang sedikit pedas dicampur dengan beras tumbuk sehingga menjadi jamu beras kencur. Jamu ini bermanfaat menyegarkan tubuh, mencegah batuk, meningkatkan nafsu makan, serta meningkatkan kualitas suara. Tak sedikit penyanyi di Indonesia yang memanfaatkan kencur sebagai ‘jamu’ untuk mendapatkan kualitas suara terbaik dan menghindari sakit tenggorokan.
- Cabe puyang
Cabe yang untuk bahan jamu cabe puyang berbeda dengan cabe yang dipakai untuk sambal. Cabe atau populer dikenal dengan cabe Jawa, memiliki nama ilmiah Piper retrofractum Vahl. Ini, memiliki rasa pedas. Sedangkan puyang, dengan nama ilmiah Zingiber zerumbet memiliki rasa pahit. Perpaduan pahit dan pedas jamu puyang ini, bermanfaat memulihkan rasa lelah, meningkatkan nafsu makan, dan mencegah masuk angin.
- Jamu pahitan
Jenis jamu tradisional selanjutnya, berbahan daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan brotowali (Tinospora crispa), pule (Alstonia scolaris L. R. Br.), widoro laut (Strychnos ligustrina), dan ditambahkan pula adas (Foeniculum vulgare). Campuran bahan tersebut menghasilkan rasa yang pahit. Namun di balik kepahitannya, jamu tradisional ini dipercaya membersihkan darah, menyembuhkan gatal-gatal, dan mencegah alergi. Biasanya, setelah minum jamu pahitan yang pahit dinetralisir dengan minum kunyit asem.
- Kunci suruh
Jamu ini berbahan dasar temu kunci (boesenbergia pandurate), kunyit, jahe, sirih (Piper betle), kencur (Kaempferia galangal), kapulaga (Amomum compactum), kayu manis, asam jawa, serai, dan jeruk nipis. Campuran tersebut menghasilkan perpaduan rasa yang pahit, asam, dan berempah. Melansir Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, jamu kunci suruh dibuktikan beberapa penelitian sebagai obat anti-kanker.
- Kudu laos
Mengkudu banyak sekali manfaatnya. Selain dipakai untuk pewarna alami pada kain, juga diracik menjadi jamu tradisional yang disebut kudu laos. Jamu kudu laos, merupakan campuran bahan buah mengkudu (Morinda citrifolia) dan lengkuas (Alpinia galangal). Hasil campuran tersebut mendapatkan rasa yang unik serta bermanfaat dalam mengelola tekanan darah serta mengurangi kolesterol.
- Uyup-uyup
Jamu uyu-uyup dikenal juga dengan sebutan gepyokan. Jenis jamu tradisional ini bermanfaat dalam anti-inflamasi, antioksidan, dan membantu produksi ASI pada ibu menyusui. Bahan jamu uyup-uyup, antara lain kencur, jahe, bangle (Zingiber montanum), lengkuas, kunyit, dan temu giring (Curcuma heyneana).
- Sinom
Sinom adalah sebutan daun asam muda dalam bahasa Jawa. Ini juga merupakan bahan jamu sinom yang ditumbuh dan ditambahkan air asam Jawa. Juga ditambahkan gula aren atau gula merah untuk mendapatkan rasa asam manis yang segar.