Banyak penderita gangguan jiwa yang kerap mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari masyarakat sekitarnya.
Hari Kesehatan Jiwa sedunia patut kita peringati setiap tahunnya, mengingat kelainan mental masih menjadi ancaman kesehatan yang teramat pedih bagi penderitanya.
Bagi penderita gangguan jiwa, tidak sedikit dari mereka yang mendapat perlakukan tidak manusiawi. Misalnya dengan memasung dalam ruangan tertutup atau juga membiarkan si penderita telanjang badan. Selain itu mereka juga kerap mendapat stigma negatif dari orang-orang di sekitarnya.
Maka, tidak heran jika Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memberikan perhatian khusus bagi penderita gangguan jiwa.
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia dan 3 fokus WHO
Dilansir dari Kompas.com, Ada sejumlah poin penting yang disampaikan oleh WHO dalam penanganan kalainan mental, terutama dalam konteks hari kesehatan jiwa yang selalu diperingati setiap tanggap 10 Oktober, di antaranya:
- Kelainan mental muncul di usia 14 tahun
Sebagai informasi, separuh dari seluruh kasus kelainan mental yang menerpa masyarakat dunia pada usia 14 tahun. Akan tetapi, mereka yang telah terkena gangguan jiwa kerap tidak terdeteksi sejak awal.
Oleh karenanya, banyak penderita gangguan jiwa tidak dapat ditangani dengan maksimal. Tidak efektifnya penanganan gangguan jiwa sejak awal dapat menjadi pemicu lahirnya beban psikologis.
Adanya beban psikologis akan membuat si penderita menjadi depresi, bunuh diri, seks bebas, konsumsi alkohol hingga terjerumus dalam pemakaian obat terlarang.
- Membangun ketahanan mental
Pendidikan kesehatan mental terbukti ampuh untuk menumbuhkan kemampuan penderita gangguan jiwa untuk menghadapi problem kehidupan yang semakin kompleks.
Ketahanan mental juga berperan dalam mendorong kehidupan dari segi sosial ekonomi secara menyeluruh.
Generasi muda yang sehat secara mental akan memiliki peran lebih besar bagi masyarakat disekarnya, baik di keluarga, dunia kerja, komunitas dan lain sebagainya.
- Memberikan pemahaman yang baik
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kelainan mental yang dapat dipraktekkan sejak masih belia. Misalnya dengan memberikan paparan terkait tanda-tanda awal alias gejala dari penyakit kelainan jiwa.
Pendidikan itu dapat dilakukan oleh orangtua di rumah atau juga para guru di sekolah dengan memberikan dukungan psikosial bagi generasi muda.
Langkah ini juga sangat efektif untuk mengatur dan menyembuhkan si penderita dari gangguan jiwa.
- Sinergi dengan semua pihak
Untuk dapat melakukan gerakan di atas, tentu diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan ataupun lembaga sosial kemasyarakatan lainnya.
Gerakan ini sangat penting untuk dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan generasi muda agar kesehatan mental meraka tetap terjaga.
Oleh sebab itu, dengan adanya peringatan hari kesehatan jiwa sedunia seharusnya dapat menjadi momen untuk mengkampanyekan penanganan kesehatan jiwa dan langkah-langkah untuk menumbuhan ketahanan mental agar generasi muda dapat berdaya guna bagi masyarakat disekitarnya.