Djawanews.com – Dalam beberapa bulan terakhir, madu manuka asal Selandia Baru kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Dengan harga yang bisa mencapai Rp1,1 juta untuk kemasan kecil 8,8 ons, madu ini digadang-gadang sebagai "madu ajaib" yang memiliki banyak khasiat, mulai dari antibakteri hingga anti-inflamasi.
Madu biasanya hanya cocok untuk dicampur dengan teh, sedangkan madu manuka bisa digunakan untuk masker wajah, dioleskan ke luka, diaplikasikan ke jerawat, hingga dijadikan obat tenggorokan.
Dikutip dari laman HuffPost, Menurut ahli gizi Barbara Ruhs, yang juga bekerja sebagai konsultan pada organisasi perdagangan madu manuka di Auckland, Selandia Baru, madu manuka hanya bisa dihasilkan melalui interaksi antara koloni lebah dan pohon asli tertentu.
“Berbeda dengan madu lainnya, manuka diproduksi dari nektar pohon leptospermum scoparium, yang juga dikenal sebagai pohon teh. Pohon ini hanya tumbuh di Selandia Baru,” jelasnya.
Dana Ellis Hunnes, ahli diet klinis senior di UCLA Health dan asisten profesor di UCLA Fielding School of Public Health, menambahkan bahwa perbedaan utama madu manuka terletak pada asal pollen-nya.
"Madu ini unik karena memiliki sifat antibakteri dan antivirus yang berasal dari senyawa organik reaktif, yang disebut metilglioxal (MGO), ditemukan di tubuh manusia dan juga dalam madu ini. Semakin tinggi konsentrasi MGO, semakin kuat efek antibakterinya," tuturnya.
Bagi yang ingin menyelami lebih dalam, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa madu manuka dapat membantu mengatasi gangguan pencernaan yang disebabkan oleh H. pylori, bakteri penyebab maag, serta staphylococcus aureus. Hal ini dapat menyebabkan keracunan makanan. Madu manuka memiliki sifat anti-kanker, meskipun efeknya pada manusia dalam jumlah yang biasa dikonsumsi masih perlu penelitian lebih lanjut.
Ahli dermatologi Dr. Tara Akunna mengatakan penelitian mengenai manfaat madu manuka untuk kesehatan terus berkembang, terutama dalam hal sifat antibakteri dan penyembuhan luka. Madu manuka mulai populer sejak pandemi COVID-19.
“Permintaan khasiat antibakteri dan dukungan imun dari madu ini meningkat pesat,” kata Ruhs.
Rachel Nazarian, seorang dermatolog, mengatakan madu manuka juga menjadi pilihan utama dalam perawatan kulit.
“Semua orang sekarang lebih cenderung mencari perawatan kulit yang aman, alami, dan bersih, dan madu manuka adalah pilihan yang tepat karena efektif dan aman,” tutur Dr. Rachel.
Selain untuk perawatan kulit, madu manuka juga bisa dikonsumsi. Ruhs mengatakan bahwa di berbagai negara, madu ini sering dikonsumsi untuk manfaat kesehatan.
“Di China, banyak orang mengonsumsi satu sendok teh madu manuka setiap hari untuk kesehatan pencernaan. Di Jerman, orang sering mengonsumsinya tiga kali sehari saat merasa sakit tenggorokan untuk menghindari penyakit,” ucap Ruhs.
“Madu manuka memiliki rasa yang sedikit berbeda dibandingkan madu biasa, ada sedikit rasa menthol atau aroma seperti pohon pinus,” kata Hunnes.
Selain itu, madu ini sebaiknya tidak dipanaskan karena bisa merusak kandungan nutrisinya yang bermanfaat. Meskipun banyak manfaatnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Dr Nazarian menyarankan agar tidak menggunakan madu manuka bersama dengan produk topikal yang mengandung kultur hidup atau probiotik. Selain itu, bagi Anda yang memiliki alergi terhadap madu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan masalah gula. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mengontrol porsi konsumsinya.
"Madu manuka tetap merupakan gula yang mengecewakan, yang bisa menjadi masalah bagi mereka yang memiliki diabetes atau resistensi insulin." kata Hunnes.