Djawanews.com – Beratnya aktivitas belajar di sekolah juga bisa memicu stres pada anak-anak. Sebuah studi dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa terlalu banyak sekolah dan pekerjaan rumah serta kurangnya waktu bermain menjadi bumerang bagi anak. Anak bisa cemas dan stres karenanya.
Bagaimana tidak, anak-anak disibukkan sejak pagi hingga sore hari dalam full day school, sepulangnya mereka kadang mengambil kegiatan ekstrakurikuler, pada malam hari mereka masih dibebani dengan PR.
Agar tidak berlanjut dan semakin parah, orang tua perlu membantu anak atasi stres karena sekolah. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua melansir Oxford Learning.
Peka terhadap tanda stres
Hal pertama yang dilakukan yaitu perhatikan tanda stres pada anak terutama jika ia sedang banyak ujian atau tugas sekolah. Apabila anak Anda tiba-tiba menunjukkan perubahan perilaku seperti menjadi pemurung, suka melamun, terlihat mudah marah, sangat kelelahan, atau selalu gelisah, komunikasikan hal yang menjadi masalahnya. Tanda stres fisik juga juga dapat mencakup sakit fisik seperti sakit kepala, sakit perut, suka menunda pekerjaan, dan enggan pergi ke sekolah.
Mengidentifikasi penyebab stres
Jika anak tampak stres dan tertekan, duduklah bersamanya dan cari tahu apa yang menyebabkan ia merasa stres. Apakah itu kelas atau mata pelajaran tertentu? Tes atau tugas yang akan datang? Prestasinya atau nilainya? Setelah Anda mengetahui penyebab utama tekanan yang ia rasakan, Anda dapat mulai mencari solusi memecahkan masalah tersebut.
Hindari membuat jadwal kegiatan berlebih
Memiliki jadwal terstruktur dapat membantu siswa tetap fokus dan berada di jalur yang benar. Tapi, membuat terlalu banyak jadwal kegiatan bisa mengakibatkan stres dan kecemasan. Beri waktu anak melakukan hal-hal yang dia gemari di antara waktu sekolah, menyelesaikan tugas sekolah, dan melakukan aktivitas ekstrakurikuler. Waktu istirahat ini memberi anak kesempatan untuk bersantai, menghilangkan stres, dan memulihkan tenaganya.
Pertimbangkan jumlah kegiatan
Jika Anda melihat anak mulai stres akibat jadwal kegiatan berlebih, coba pertimbangkan kembali untuk mengurangi aktivitas-aktivitas tersebut. Diskusikan bersama anak apa yang bisa dikurangi dan diganti di tahun depan dan apa yang tetap dipertahankan.
Luangkan waktu untuk keluarga dan teman
Cara lain memastikan anak tidak mengalami burn out adalah dengan memintanya meluangkan waktu bersama teman serta keluarga. Dengan kegiatan sederhana seperti makan bersama setiap malam. Ini juga bisa menjadi kesempatan untuk bertanya kepada anak bagaimana keadaan sekolah dan mendengarkan masalah apa pun yang mungkin dia alami di kelas.
Membingkai ulang pikiran negatif
Pikiran negatif dapat berdampak besar pada tingkat stres anak dan dapat menciptakan siklus yang sulit diputus. Daripada stres memikirkan tugas sekolah atau ujian, Anda bisa bantu tenangkan si kecil dengan cara memberitahunya bagaimana cara menghadapi situasi tersebut.
Tidur cukup
Tidur bagaikan recharge untuk tubuh dan pikiran anak-anak. Ada tahap perkembangan yang terlewat jika anak kurang tidu. Kurangi screen time, seperti tidak mengizinkan anak menonton TV atau bermain ponsel mendekati waktu tidur agar otak mereka istirahat dan relaks
Aktif bergerak
Imbangi aktivitas anak dengan bergerak, seperti olahraga. Saat bergerak, melompat, atau lari, tubuh akan mengeluarkan hormon bahagia. Maka saat anak terlihat murung karena banyaknya tugas, ajak dia untuk bermain di luar.