Selain di hari biasa, sariawan juga kerap menyerang seseorang ketika menjalani ibadah puasa pada Bulan Ramadhan. Masalah mulut yang biasa ditandai dengan luka di dinding-dinding mulut ini tentu sangat mengganggu aktivitas mengunyah makanan, berkumur atau menggosok gigi. Tak hanya itu, mulut kering karena kurangnya cairan membuat sariawan terasa semakin perih.
Lalu, sebenarnya apa penyebab sariawan? Dokter spesialis gizi klinik RSU Kota Tangerang Selatan, Dr Dian Permatasari menjelaskan, sariawan ketika puasa bisa muncul akibat daya tahan tubuh seseorang menurun. Selain itu, luka di dinding mulut ini muncul akibat kebersihan mulut tidak terjaga sehingga menyuburkan bakteri.
Puasa memicu bakteri dalam mulut
Ketika puasa, kata dia, perut akan mengalami kekosongan selama hampir 13 jam. Kondisi ini akan membuat asam lambung menjadi naik dan memicu bakteri di mulut berkembang lebih cepat dan meradang. Selain itu, sel-sel epitel mulut juga tidak beregenerasi selama puasa. Akibatnya, dinding mulut menjadi lebih sensitif hingga akhirnya radang, kemudian menyebabkan sariawan.
“Jadi, harus betul-betul dijaga kebersihan mulutnya. Karena, kalau bakteri di mulut orang yang berpuasa cenderung lebih banyak dan menumpuk sebagai efek dari puasa itu sendiri,” kata Dian.
Pentingnya menjaga kebersihan gigi
Dalam menjaga kebersihan mulut, lanjut dia, usahakan menggosok gigi minimal dua kali, meski sedang puasa. Misalnya, menggosok gigi saat sahur dan sebelum tidur. Khusus untuk yang sudah menderita sariawan, Dian menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi dan kadar asam yang rendah.
Makanan itu antara lain sayuran, buah-buahan terutama yang mengandung vitamin C, sereal, roti, dan kacang-kacangan. Sementara itu, makanan yang harus dihindari saat sariawan tentu adalah makanan yang pedas dan asam.
Padahal, ada mitos bahwa kalau terkena sariawan, luka di mulut itu bisa cepat sembuh dengan makan makanan yang pedas. Ternyata hal itu tidak benar.
Mengapa demikian? Menurutnya, kedua makanan tersebut tidak baik untuk sariawan dan memicu peradangan yang lebih buruk. Meski begitu, menurut Dian, pada kenyataannya banyak orang yang masih mengabaikan itu semua dan tetap saja mengonsumsi makanan pedas saat berbuka puasa ataupun sahur.
Untuk itu, tidak ada salahnya mengonsumsi suplemen untuk membantu proses penyembuhan sariawan.
“Entah kenapa dengan sendirinya orang-orang itu malas kalau sahur atau buka dengan mengonsumsi buah atau sayur. Padahal, saat puasa juga, orang akan sangat jarang mengonsumsi buah. Karena itu, boleh ditambahkan suplementasi,” pungkasnya.