Djawanews.com – Kasus pelecehan dan pencabulan seorang siswi SMP berinisial A (14) di Bali videonya viral di media sosial. Pihak kepolisian telah menetapkan dua pelajar berinisial AM (16) dan AI (16) sebagai tersangka atas kasus pelecehan dan pencabulan dengan modus minuman keras tersebut. Bahkan, korban juga telah divisum dengan hasil tanpa ada tanda pemerkosaan.
“Iya [ditetapkan tersangka] dua minggu setelah laporan [korban],” ungkap Kasie Humas Polres Buleleng Iptu I Gede Sumarjaya pada Rabu, 9 Februari.
Pihaknya juga sudah memeriksa sejumlah saksi dan terduga pelaku kasus pelecehan dan melakukan visum terhadap korban dengan hasil tanpa ada tanda pemerkosaan. “Sehingga untuk perkara ini sudah diajukan pemberkasan. Untuk terduga pelaku tidak dilakukan penahanan karena masih anak-anak,” jelasnya.
Ia juga menyebut korban kasus pelecehan mengaku tidak tahu perihal disetubuhi atau tidak saat kejadian. Pasalnya, A sedang tidak sadar akibat pengaruh alkohol. “Tidak [ada pemerkosaan] korban sadar betul ketika ada di rumahnya setelah diantar terduga pelaku,” katanya.
Sebelumnya, pihak keluarga korban melaporkan video porno pelajar di Buleleng, Bali, yang menyebar lewat WhatsApp pribadi ke Polres Buleleng, Bali, 16 Januari. “Bahwa saat ini, korban merasa sangat ketakutan dan trauma serta takut akan dikeluarkan dari sekolahnya. Selain itu, korban juga merasa tidak terima dan mengharapkan agar pelaku tersebut dapat di berikan hukuman,” ungkap Sumarjaya.
Kronologi Kasus Pelecehan Siswi SMP di Bali, Korban Tidak Sadar karena Mabuk Alkohol
Dari keterangan korban, kasus pelecehan ini bermula saat dirinya dijemput dengan sepeda motor di pertigaan dekat rumah oleh dua teman laki-laki berusia 16 tahun yang juga pelajar SMP. Mereka kemudian menuju penginapan Melati di Desa Banyupoh, Buleleng. Dalam perjalanan menuju hotel, mereka membeli satu botol arak. Korban lantas diajak masuk ke dalam kamar yang dipesan oleh salah satu teman lelaki korban.
A lantas dipaksa minum arak meski sempat menolaknya. Mereka minum secara bergiliran sampai satu botol itu habis. “Dan, korban tidak sadar dan korban sempat sadar pada saat dimandikan oleh temannya. Dan, kemudian sadar kembali sudah ada di rumah,” ujarnya.
Selang beberapa pekan, korban kasus pelecehan itu dikirimi video dirinya dimandikan oleh temannya. “Pada saat korban tahu, bahwa video dirinya yang dalam keadaan tidak sadar dimandikan dalam keadaan telanjang oleh [kedua teman laki-lakinya] sudah tersebar dan viral di kalangan anak-anak muda, korban tidak berani memberitahukan kepada orang tuanya karena takut dimarahi,” pungkasnya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.