Djawanews.com – Pengujian efektivitas vaksin Sinovac, Pfizer, dan AstraZeneca terhadap COVID-19 dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Hasilnya memperlihatkan ketiga vaksin tersebut menawarkan perlindungan yang baik untuk mencegah COVID-19.
Dari pengujian tersebut ditemukan vaksin Sinovac sangat efektif mencegah gejala berat dan serius, meski efikasinya lebih rendah daripada Pfizer dan AstraZeneca.
Data memperlihatkan ada 0,011 persen dari sekitar 7,2 juta penerima vaksin Sinovac dirawat di unit perawatan intensif (ICU) untuk infeksi COVID-19.
Sadangkan untuk penerima vaksin Pfizer, ada 0,002 persen dari sekitar 6,5 juta yang membutuhkan perawatan ICU untuk infeksi COVID-19. Dan untuk vaksin AstraZeneca, ada 0,001 persen dari 744.958 penerima yang dirawat di ICU.
Direktur di Institute for Clinical Research, Kalaiarasu Peariasamy yang melakukan penelitian bersama dengan gugus tugas COVID-19 nasional, mengatakan vaksinasi, terlepas dari mereknya, telah mengurangi risiko masuk ke perawatan intensif sebesar 83 persen dan menurunkan risiko kematian.
"Tingkat terobosan untuk unit perawatan intensif sangat rendah," katanya, menambahkan penerimaan ICU secara keseluruhan di antara individu yang divaksinasi penuh mencapai 0,0066 persen.
Selain itu tingkat kematian orang yang divaksinasi lengkap juga rendah yaitu 0,01 persen dan mayoritas dari mereka berusia di atas 60 tahun atau dengan penyakit penyerta.