Djawanews.com – Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia tumbuh 3,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy). Dengan kata lain, sampai dengan kuartal III-2021 ULN Indonesia saat ini sebesar 423,1 miliar dollar AS atau setara Rp 6.008 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dollar AS).
"(Pertumbuhan ULN) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 2 persen yoy," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik dan sektor swasta," tambahnya.
Erwin menjelaskan, posisi ULN pemerintah sampai dengan akhir September 2021 sebesar 205,5 miliar dollar AS atau setara Rp 2.918,1 triliun. Posisi itu tumbuh 4,1 persen secara tahunan, lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II-2021 sebesar 4,3 persen yoy.
Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman seiring lebih tingginya pinjaman yang jatuh tempo dibanding penarikan pinjaman. Hal ini terjadi di tengah penerbitan Global Bonds, termasuk Sustainable Development Goals (SDG) Bond sebesar 500 juta euro.
"Dari sisi risiko refinancing, posisi ULN Pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," kata Erwin.
Erwin juga menyebutkan, kenaikan terjadi kenaikan ULN bank sentral dibanding triwulan II 2021. Namun Erwin menyebutkan hal tersebut tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang.
"Dibandingkan triwulan II 2021, posisi ULN Bank Sentral pada triwulan III 2021 mengalami peningkatan sebesar 6,3 miliar dollar AS menjadi 9,1 miliar dollar AS terutama dalam bentuk alokasi Special Drawing Rights (SDR)," ujarnya.
Sementara itu, ULN swasta pada triwulan III-2021 tumbuh sebesar 0,2 persen yoy, setelah pada periode sebelumnya mengalami kontraksi 0,3 persen secara yoy. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada triwulan III-2021 tercatat sebesar 208,5 miliar dollar AS.
76,4 persen dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.
Erwin meyakinkan bahwa ULN Indonesia pada triwulan III-2021 tetap terkendali. Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,7 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 37,5 persen.
"Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,2 persen dari total ULN," ucap dia.
Ingin tahu informasi lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews