Djawanews.com – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terlilit hutang sebesar USD7 miliar senilai dengan Rp100,5 triliun dengan kurs rupiah Rp14.334.
Utang tersebut mulanya hanya sebesar Rp70 triliun kemudian membengkak menjadi Rp100,5 triliun. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir utang tersebut berasal dari biaya sewa atau leasing cost yang terlalu mahal. Biaya sewa Garuda mencapai 26 persen termasuk dalam biaya sewa tertinggi di dunia.
Dari pernyataan mantan Komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha, salah satu biaya sewa pesawat jenis Boeing 777 mencapai USD750 ribu senilai dengan Rp10,6 miliar per bulan.
Menurut VP Corporate Secretary & Investor Relations Garuda Indonesia Mitra Pirant, biaya sewa pesawat Garuda Indonesia melihat dari biaya pasar saat pesawat diakusisi.
Harga pesawat berdasarkan pada jangka waktu sewa, tahun pembuatan, dan konfigurasi pesawat.
Selain karena biaya sewa pesawat yang mencapai harga selangit, indikasi korupsi juga dicurigai dalam kasus ini.
“Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai USD7 miliar karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi, lagi dinegosiasikan dengan para lessor,” kata Menteri BUMN Erick Thohir, (5/11).
Ingin tahu informasi menarik tentang bisnis lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews