Djawanews.com – Diperkirakan, ekonomi Asia (negara-negara berkembang di Asia) yang dilanda badai pandemi virus corona (covid-19) mengalami penurunan untuk pertama kalinya sejak 1960-an. Berdasarkan data Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB), tingkat output 2021 diproyeksikan ada di bawah perkiraan sebelum terjadi pandemi, bahkan jika pertumbuhan ekonomi pulih.
Produk domestik bruto (PDB) kawasan negara-negara berkembang diprediksi turun 0,7% pada 2020, dengan kata lain menurun dibanding proyeksi Juni, yaitu meningkat 0,1%. Menurut Yasuyuki Sawada, kepala ekonom ADB, kontraksi tahun ini adalah kejadian pertama sejak 1962.
"Ancaman ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 tetap kuat karena gelombang pertama yang berkepanjangan atau wabah berulang dapat mendorong tindakan penanggulangan lebih lanjut," jelas Sawada, Selasa (15/09/2020), dikutip dari Bloomberg.
Keberhasilan penanggulangan pandemi di China membuat negara tersebut akan melawan tren peurunan. Dperkirakan ekonomi Negeri Tirai Bambu tumbuh 1,8% tahun ini. Pada 2021 pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat jadi 7,7%.
Di India diperkirakan PDB akan menyusut 9% tahun ini, padahal berdasarkan perkiraan Juni India akan mengalami pertmbuhan minus 4%. Penurunan yang besar juga terjadi di Filipina dan Thailand. Filipina diperkirakan berkontraksi sebensar 7,3%, sedangkan Thailand 8%.
"Penanggulangan virus tampaknya diterjemahkan menjadi kinerja pertumbuhan dan pandemi berkepanjangan tetap menjadi risiko penurunan terbesar tahun ini dan tahun depan," terang Kepala Ekonom ADB.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, klik di sini.