Djawanews.com – Penjualan BBM Pertalite seharga Rp7.650 per liter ternyata jauh dari keekonomian. Dengan harga tersebut, PT Pertamina (Persero) harus menangung selisih atau rugi sekitar Rp3.350 per liter.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Soerjaningsih, mengatakan selisih tersebut terjadi karena harga minyak dunia saat ini terus naik.
Soerjaningsih mengatakan harga keekonomian BBM Pertalite harusnya Rp11.000 per liter.
Berkaitan dengan selisih yang cukup jauh tersebut, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hanya menanggapi singkat.
"Tanya ke Bu Dirut (Nicke Widyawati)," kata Ahok, Kamis, 28 Oktober, mengutip kumparan.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati belum memberikan tanggapan mengenai perbedaan jauh harga jual dan keekonomian Pertalite tersebut.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih, menyebut harga pasar Pertalite mestinya Rp11.000 per liter, sedangkan Premium Rp9.000 per liter.
"Pertalite ini bahan bakar umum nonsubsidi, harga normalnya sudah berada di atas Rp11.000, harga keekonomiannya," kata Soerjaningsih, Senin, 25 Oktober.
Jika ternyata dijual dengan harga Rp7.650 per liter, menurut Soerjaningsih, itu untuk menjaga agar tak ada keresahan di masyarakat.