Djawanews.com – Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang cukup besar pada beberapa perusahaan minyak, termasuk Pertamina. Perusahaan berpelat merah itu mencatat kerugian yang cukup besar, yakni mencapai 767,92 juta Dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp11,13 triliun (kurs Rp 14.500/Dollar AS) di semester I 2020.
Sebagai perbandingan, di periode yang sama tahun 2019, PT Pertamina berhasil membukukan laba sebesar 659,96 juta Dollar AS atau Rp9,56 triliun.
Menurut laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, Pertamina mengalami penurunan laba yang disebabkan karena pendapatan perusahaan berkurang, dari 25,55 miliar dollar AS jadi 20,48 miliar dollar AS.
Selain itu, Pertamina juga mengalami penurunan hasil penjualan dalam negeri yang berupa minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi, dan produk minyak Pertamina. Berkurangnya penjualan juga disebabkan karena penggantian biaya subsidi dari pemerintah yang turun, dari 2,51 miliar Dollar AS jadi 1,74 miliar dollar AS.
Pertamina tak sendiri. Kerugian juga dialami oleh perusahaan minyak Saudi Aramco, perusahaan yang kerap disebut sebagai perusahaan paling menguntungkan di dunia. Perusahaan tersebut melaporkan mengalami penurunan laba bersih sebesar 73,4% di kuartal kedua.
Penurunan terjadi lantaran harga minyak mentah rendah dan turunnya margin penyulingan dan bahan kimia karena pandemi global virus corona (Covid-19).
Reuters melaporkan, Minggu (9/8/2020), laba perusahaan minyak tersebut turun menjadi 24,6 miliar riyal atau setara dengan Rp96,5 triliun (asumsi Rp3.923/riyal) pada triwulan hingga 30 Juni, dari 92,6 miliar riyal (Rp363 triliun) setahun sebelumnya.
Untuk melihat perkembangan perusahaan minyak lain, kunjungi portal berita harian bisnis Djawanews.