Djawanews.com – Pemulihan ekonomi domestik mulai menunjukkan tanda-tandanya. Menurut Masyita Crystallin, Staf Khusus Menteri Keuangan, telah terjadi pembalikan terhadap indikator perekonomian, salah satunya berupa Purchasing Manufactur Index (PMI).
“Salah satu indikator PMI mulai terjadi pembalikan arah. April hingga bulan ini (Agustus) masih masuk kontraksi, tetapi mulai pembalikan,” ungkap Masyita, Selasa (18/08/2020) malam.
Selain itu, lanjut Masyita, pemerintah juga menyiapkan aspek-aspek pendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2021, yaitu dengan melakukan penyusunan RAPBN 2021.
“Kebijakan fiskal 2021 intinya tiga, yaitu stabilitas makro ekonomi, redistribusi income, dan alokasi sumber daya,” terangnya.
Masyita menjelaskan bahwa harapan atas hadirnya vaksin covid-19 dan bisa disebarluaskan juga menjadi salah satu faktor pendukung untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun depan.
“Kita berharap tahun depan ada berita baik penemuan vaksin. Tetapi sebagai pemerintah harus membuat berbagai skenario tengah dan buruk seandainya vaksin belum ditemukan,” tambahnya.
Sementara, Didik Junaidi Rachbini, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengatakan bahwa upaya pemerintah untuk mengendalikan kasus virus corona (covid-19) merupakan kunci pertumbuhan ekonomi Nasional 2021.
“Ini sebenarnya tidak layak untuk merencanakan suatu pertumbuhan 5 sampai 5,5 persen tahun depan, tapi dalam keadaan covid-19 masih seperti ini,” ungkap Didik dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, Selasa (18/08/2020).
Menurut Didik, hal tersebut mesti dilakukan sebab pemerintah memiliki target pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada 2021, sekitar 4,5% hingga 5,5%.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, klik di sini.