Djawanews.com – Seorang ahli strategi komoditas Bloomberg, Mike McGlone menyebutkan sejumlah investor emas mulai beralih ke cryptocurrency di tengah hype-nya mata uang kripto.
McGlone juga menyebutkan bahwa investor emas yang mulai merangkul kripto lebih memilih Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Kedua kripto tersebut merupakan cryptocurrency yang terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
Melansir The Daily Hodl, dalam wawancara dengan Stansberry Research, McGlone juga mengungkapkan bahwa para investor mulai “menyerah pada emas” dan mengalihkan investasinya ke dua mata uang kripto terbesar saat ini.
“Hal yang saya remehkan di tahun ini adalah seberapa banyak cibiran dan aliran emas yang keluar, dan orang-orang menyerah pada emas dan beralih ke Bitcoin dan Ethereum,” kata McGlone.
“Pada dasarnya Bitcoin dan Ethereum berada di keranjang yang sama dengan emas. Jadi saat kita bicara, emas turun sekitar 7% pada tahun ini dan Bitcoin naik hampir 70%. Ethereum naik hampir 400%,” tambahnya.
Booming-nya Bitcoin cs disebabkan karena karakteristik deflasinya terhadap penurunan nilai mata uang. Pasalnya, di masa pandemi global ini mata uang terus dicetak dalam jumlah yang masif dan beredar di masyarakat. Hal ini bisa memicu terjadinya inflasi.
“Kami dapat sepenuhnya mengharapkan tingkat utang terhadap PDB, QE [pelonggaran kuantitatif], stimulus fiskal/moneter untuk terus menjaga pasokan mata uang fiat yang tidak terbatas,” kata McGlone.
“Itu artinya, tergantung pada bagaimana Anda menilai Bitcoin (apakah) harus memiliki pasokan mata uang fiat yang tidak terbatas atau pasokan Bitcoin yang terbatas. Artinya harga harus naik sesuai aturan ekonomi.”
Dia juga menyatakan bahwa perdagangan Bitcoin di exchange traded fund (ETF) dan berjangka bakal segera diluncurkan di penghujung bulan depan. Kemungkinan akhir bulan Oktober. McGlone memaparkan bahwa ketua Komisi Bursa dan Sekuritas Amerika Serikat (SEC) Gary Gensler juga mengisyaratkan hal tersebut dan itu akan menjadi langkah kecil yang bagus bagi SEC.