Djawanews.com – Pemerintah menargetkan sebanyak 4000 bisnis kuliner Indonesia berdiri di seluruh belahan dunia pada 2024 mendatang. Dengan capaian tersebut diharapkan nilai ekspor kuliner Indonesia bisa mencapai 2 miliar USD.
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Helson Siagian, mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyiapkan skema pendanaan, pelatihan, dan pendampingan untuk para pelaku usaha kuliner Indonesia di mancanegara, yakni melalui program Indonesian Restaurant Fundrasing (IndoStar).
“Program ini memberikan peluang bagi pelaku usaha kuliner untuk lebih memajukan usahanya dan untuk mendapatkan calon investor. Dengan demikian bisnis kuliner Indonesia di mancanegara semakin massif,” kata Helson, usai mengikuti acara Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar) Pitching Day 2023 yang digelar secara online, Minggu 5 November.
Untuk diketahui, Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar) salah satu bagian dari program Indonesia Spice Up The Word (ISUTW), yakni program pemerintah untuk mempromosikan kuliner Indonesia, dan mengangkat produk rempah dan bumbu masakan merek lokal Indonesia.
Ada empat pilar dalam Program ISUTW. Pertama ekspor rempah, bumbu, dan pangan olahan. Kedua, aktivasi restoran Indonesia di luar negeri. Ketiga, promosi kuliner Indonesia di luar negeri. Keempat, Indonesia sebagai destinasi gastronomi.
“Program ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa keunggulan rempah-rempah Indonesia harus terus dikenalkan ke seluruh penjuru dunia,” terang Helson.
Lebih lanjut, Helson menyampaikan program IndoStar yang menjadi bagian dari ISUTW mendapat respon positif dari pelaku usaha kuliner Indonesia di mancanegara. Saat ini, ujar dia, ada 50 peserta IndoStar yang tersebar di lima benua. (Asia : 14 peserta, Eropa : 12 peserta, Amerika : 11 Peserta, Australia : 10 Peserta, dan Afrika : 3 peserta).
Tenaga Ahli Bidang Pariwisata Kantor Staf Presiden ini, menilai peluang bagi pelaku usaha untuk memperkuat etalase kuliner Indonesia di luar negeri masih sangat besar. Terlebih, saat ini target pasarnya bukan lagi orang Indonesia, melainkan masyarakat lokal yang sudah cocok dengan cita rasa Indonesia.
“Dari delapan restoran yang melakukan pitching hari ini, rata-rata target marketnya bukan orang Indonesia, tapi orang lokal. Hal ini membuktikan kuliner Indonesia memang siap mendunia,” ucap Helson.