Djawanews.com – Awal pekan ini dibuka dengan nilai tukar rupiah melemah hingga 0,10 persen ke level Rp 14.390 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah tersebut anjlok drastis dibandingkan dengan perdagangan Jumat (18/6) lalu yang berada di Rp 14.375 per dolar AS.
Beberapa nilai tukar mata uang di Asia juga terpantau melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura minus 0,01 persen, bath Thailand turun 0,37 persen, yuan China minus 0,01 persen, ringgit Malaysia minus 0,02 persen, dan won Korea Selatan turun 0,027 persen.
Indeks dolar AS ditransaksikan di kisaran 92,22 per dolar AS. Angka indeks dolar AS naik dari posisi sebelumnya 91,2. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,08 persen ke level Rp 17.100, terhadap poundsterling Inggris menguat 0,15 persen ke level Rp 19.920, dan terhadap dolar Australia minus 0,42 persen ke level Rp 10.828.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah hari ini berpotensi masih melemah karena kondisi penularan Covid-19 yang meninggi selama beberapa hari terakhir. Kondisi ini bisa memicu penguncian kembali (lockdown) yang lebih luas untuk menekan penularan dan ini bisa berdampak negatif ke perekonomian.
Pasar masih mengkhawatirkan kenaikan tingkat suku bunga acuan ataupun tapering yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Jika rupiah melemah terus meneruh hingga tembus lebih dari Rp 14.500 maka bisa terjadi inflasi besar-besaran terhadap nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS.
Ingin tahu informasi mengenai Bisnis lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun instagram milik Djawanews.