Djawanews.com – Belum lama ini para petani tebu dan pelaku usaha UMKM di Jawa Timur melakukan unjuk rasa terkait Permenperin untuk ketersediaan gula dalam negeri.
Berkaitan dengan hal tersebut Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTRI) Soemitro Samadikoen angkat bicara. Ia melihat tindakan tersebut aneh dan membantah jika unjuk rasa itu dilakukan oleh petani tebu.
"Lah aneh, gula petani sendiri nggak laku kok minta kuota impor. Anehnya lagi untuk apa petani ngurusin UMKM? Lalu kenapa UMKM di Jatim saja yang ribut, sementara UMKM di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang jauh lebih besar kok tenang-tenang aja. Ada apa ini?" katanya Selasa (15/6/2021).
Lebih lanjut Soemitro menambahkan APTRI saat ini sedang fokus meningkatkan kesejahteraan petani tebu dengan cara meningkatkan harga jual tebu dan kualitas tebu.
"Bukan mengurusi isu penambahan kuota impor dan nasib UMKM," katanya.
Selain itu Soemitro juga menegaskan APTRI menolak penambahan impor dan pendirian pabrik gula rafinasi di Jawa Timur.
Gula rafinasi yang telah masuk ke pasar konsumsi akhir-akhir ini semakin menyengsarakan petani tebu. Apalagi kuota impornya ditambah sudah bisa dipastikan petani semakin sengsara.
"Petani akan lebih sengsara lagi," tegasnya.