Djawanews.com – Guna meminimalisir dampak covid-19 bagi bangsa Indonesia, pemerintah bergerak cepat dengan berbagai upaya, salah satunya adalah pembagian sembako untuk masyarakat kelas menengah dan bawah.
Meski begitu, Faisal Basri, ekonom senior INDEF, menilai bahwa pembagian sembako kepada masyarakat bukanlah tindakan yang efektif. Hal tersebut pada akhirnya malah mematikan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah uang tunai, bukan sembako.
“Kita punya dana loh sebanyak Rp63 triliun, tapi yang diberikan kepada masyarakat malah berbentuk sembako. Inikan pada akhirnya hanya akan mematikan para pengusaha UMKM. Seperti halnya warung-warung,” ungkapnya dalam diskusi daring bersama INDEF di Jakarta, Sabtu (11/07/2020).
Menurut Faisal, masyarakat yang mendapat sembako gratis tidak akan membeli ke warung-warung tetangga dan pasar tradisional.
“Maka dengan itu, akan lebih baik apabila rakyat dikasih uang. Sebab bagi keluarga yang mengidap diabetes, dia mungkin enggak perlu beras, dia enggak perlu gula. Lalu bagi keluarga yang punya bayi pasti mereka akan mengalokasikan dananya lebih kepada kebutuhan bayi, seperti halnya susu dan lain-lainnya,” tambahnya.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, klik di sini.