Djawanews.com – Indonesia akan memperoleh aliran investasi bernilai besar dari Australia melalui proyek energi terbarukan terkait industri hijau. Hal tersebut diungkapkan oleh Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Sayangnya, ia tak menyebut nominal investasi tersebut.
Kabar tersebut sehubungan dengan penandatanganan akta kesepakatan yang dilakukan oleh Luhut dan Andrew Forrest, CEO Fortescue Metals Group (FMG), hari ini (04/09/2020) di Kementerian Koordiator Kemaritiman dan Investasi. FMG sendiri adalah perusahaan bijih besi dari Australia.
"Saya yakin upaya kita hari ini akan memperkuat landasan kemitraan untuk membangun masa depan yang lebih cerah bersama. Ini investasi besar yang akan memberikan dampak positif bagi Indonesia," ungkap Luhut.
Investasi tersebut, terang Luhut, rencananya akan masuk ke proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 60 GW dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) berkapasitas 25 GW.
"Investasi ini tidak termasuk infrastruktur pendukungnya, akan memakan puluhan miliar dolar," tambahnya.
Luhut menilai, kerja sama tersebut penting dilakukan pada masa pandemi corona karena Indonesia dan Australia memiliki potensi energi terbarukan dan mineral yang besar. Selain itu, kerja sama investasi tersebut mampu mempererat hubungan keuda negara.
"Kesepakatan ini juga memperkuat kebijakan Presiden Joko Widodo untuk mempertemukan langkah-langkah pemulihan ekonomi sebagai bahan utama perjuangan kami melawan pandemi," tandasnya.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, klik di sini.