Djawanews.com – Panen raya singkong atau ubi kayu di Gunungkidul diprediksi oleh Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul yang akan jatuh pada bulan Agustus tahun ini. Kendati demikian, para petani singkong di Gunungkidul masih merasa waswas.
Lahan singkok yang ditanam para petani di Gunungkidul sendiri mencapai 45.816 hektare, namun ketakutan akan jatuhnya harga singkong pada panen raya tahun ini tetap menghantui para petani.
Martono, salah satu petani singkong di Dusun Pengkol, Jatiayu, Karangmojo. Menurut dia, untuk saat ini sudah mulai panen singkong. “Hasilnya bagus dan singkongnya besar-besar,” kata Martono.
Kendati demikian Martono belum tahu harga terkini singkong, namun ia berharap harganya tetap tinggi sehingga hasil dari berkebun bisa dinikmati.
“Tahun lalu harganya cuma Rp2.000 ber per kilogram. Mudah-mudahan sekarang harganya bisa lebih baik dan petani dapat memperoleh keuntungan,” aku Martono.
Untuk harga pasaran singkok saat ini, petani lain Tumiran menuturkan jika harganya mencapai Rp4.000-5.000 per kilogram. “Tapi saya menjualnya dengan sistem tebas. 1.000 batang dibeli seharga Rp6,5 juta,” aku Tumiran.
Kendati demikian, Tumiran berharap agar harga singkong terus stabil sehingga para petani untung.
Saat ini metode yang digunakan para petani untuk menanam singkong adalah dengan cara melakukan stek batang singkong dengan cara membuka batang tuna. Metode tersebut diharapkan hasil singkong Bima Sena bisa lebih produktif. “Potensinya bisa mencapai 30-40 kilo per batangnya,” terang Tumiran.
Selain panen raya singkong di Gunungkidul, Ikuti perkembangan dunia bisnis berbagai daerah Indonesia hanya di Warta Harian Bisnis Djawanews.