Setelah sebelumnya ada pembebanan biaya trasfer antar bank lewat OVO, layanan uang elektronik itu kini mengumumkan adanya pemberlakuan biaya isi ulang. Isi ulang OVO akan dikenakan biaya sebesar Rp1.000 kepada para penggunanya.
Dari notifikasi yang muncul melalui aplikasi, aturan ini akan mulai berlaku mulai 2 Maret 2020. Pemberitahuan itu menyatakan bahwa pada tanggal tersebut akan terjadi penyesuaian biaya top up atau isi ulang OVO.
Isi Ulang OVO Gratis Lewat Grab
Biaya dibebankan kepada pengguna untuk top up instan di aplikasi OVO, ATM, internet atau mobile banking, Tokopedia, dan OVO Booth. Layanan uang elektronik itu juga memberlakukan tarif 2% jika melakukan isi ulang melalui katu debit di aplikasi OVO.
Untungnya, OVO tak membebankan biaya isi ulang jika pengguna melakukan top up melalui driver Grab.
“Tetapi layanan Top Up gratis bila mengisinya melalui driver Grab,” tulis OVO dalam platformnya, Selasa (21/1/2020).
Karaniya Dharmasaputra selaku Presiden Direktur OVO menjelaskan, penetapan biaya top up ini bertujuan untuk mendukung sistem pembayaran Indonesia. Selain itu untuk memastikan hadirnya layanan terbaik bagi nasabah dan pengguna OVO.
“Kami tetap berupaya untuk menjalankan komitmen dan konsisten berinovasi, sehingga biaya yang kami tetapkan masih kompetitif sebesar Rp 1.000 untuk semua bank,” kata Karaniya dalam keterangan persnya, Selasa (21/1/2020).
Wacana pembebanan biaya isi ulang OVO memang muncul sejak tahun lalu. Lippo Group sebagai pemegang saham terbesar OVO bahkan menjual sebagian saham layanan uang elektronik itu. Dilansir dari Djawanews, Lippo dikatakan tak mampu imbangi strategi OVO dalam hal promosi dan membuat keuangan perusahaan terbebani. Adanya pembebanan tarif isi ulang OVO ini diduga sebagai salah satu strategi OVO untuk mengurangi beban keuangan perusahaan.