Djawanews.com – Beberapa hari ini, lantaran harga emas tinggi banyak investor pemula atau lama kembali meliriknya. Tingginya harga emas ternyata disebabkan oleh kebijakan dovish dari The Federal Reserve.
Harga emas dunia, berdasarkan data Bloomberg masih berada di posisi tinggi, yaitu di level US$1.962,02 per troy ounce (30/7). Kemudian di pasar spot emas juga masih berada di posisi tinggi, yaitu di level US$1.962,02 per troy ounce (terkoreksi 0,44 persen).
Lebih lanjut, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex berada di level US$1.979,4 per troy ounce (menguat 0,14 persen). Sementara itu, harga emas Comex berhasil menyentuh rekor harganya di level US$2.000 per troy ounce.
Di dalam negeri, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) 1 gram juga mencetak rekor tertinggi yaitu Rp1,016 juta per gram. Banyak analisis yakin jika tingginya ahrga emas lantaran proyeksi dovish dari kebijakan dan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell.
Perlu diketahui, The Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga mendekati nol, (pada kisaran 0% hingga 0,25%. Kebijakan tersebut akan menaikkan harga emas, namun juga melemahkan dolar AS.
Selain itu, naiknya harga emas juga dikarenakan kondisi ketidakpastian dunia di antaranya masih meningkatnya ketegangan geopolitik AS dan China, dan ketakutan dunia akan penyebaran Covid-19.
Kesimpulannya, harga emas tinggi dan tinggi selama vaksin Covid-19 belum ditemukan. Jangan lupa, Ikuti perkembangan dunia bisnis Indonesia hanya di Warta Harian Bisnis Djawanews.