Djawanews.com – Beberapa waktu ini harga emas naik bahkan menyentuh Rp1 juta per gramnya. Hal tersebut membuat banyak orang berpikir untuk investasi emas. Namun langkah tersebut ternyata tidak tepat.
Terkait dengan kenaikan harga emas, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan jika kenaikan tidak lepas dari goncangan ekonomi global akibat pandemi Covid-19.
Akan tetap Ibrahim menjelaskan jika pandemi hanya bersifat jangka pendek, lantaran banyak pihak dan negara sedang berlomba-lomba mencari vaksin Covid-19.
“Kita harus lihat, pandemi ini jangka pendek, bukan jangka panjang. Setelah virus berakhir karena vaksin ditemukan, ini akan kembali melemahkan harga emas, masyarakat akan kembali ke obligasi dan saham,” jelas Ibrahim dilansir dari Kompas (28/7).
Bagi Anda yang tertarik investasi emas, setidaknya harus memahami harga beli emas dan harga jual emas. Contoh, jika Anda membeli emas hari ini maka akan dikenakan harga beli senilai Rp 1.022.000 per gram, namun jika ingin menjualnya maka emas Anda akan laku Rp 819.000 per gram.
Harga jual dan beli emas akan bergerak setiap harinya dan untuk mendapatkan keuntungan (harga jual melampaui harga beli) akan dibutuhkan waktu yang cukup lama tidak dapat satu hingga dua bulan.
Oleh karena itu, Ibrahim menilai jika Anda akan membeli emas saat ini juga maka hal tersebut adalah kesalahan dalam berinvestasi.
“Euforia menguatnya harga emas saat ini adalah sangat wajar. Tapi bagi saya, pelaku pasar harus lebih berhati-hati, lebih berwaspada, jangan sampai memborong emas pas di harga tertinggi. Ini sangat berbahaya dalam kondisi saat ini,” tegasnya.
Harga emas naik, masih ingin membelinya? Lebih baik jual! Jangan lupa, ikuti perkembangan dunia bisnis Indonesia hanya di Warta Harian Bisnis Djawanews.