Djawanews.com – Pendepakan green economy dianggap oleh beberapa pakar sebagai salah satu cara yang bisa digunakan untuk mendorong laju perekonomian Nasional, terutama keadaaan ekonomi saat ini yang terpuruk karena pandemi covid-19.
Green economy adalah gagasan terkait isu keberlanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus mencegah peningkatan emisi gas rumah kaca yang berkaitan dengan dampak perubahan iklim.
Menurut Agus Sari, Chief Executive Officer Landscape Indonesia, faktor ekonomi, lingkungan, dan sosial mesti dipetakan secara komprehensif. Jika salah satu dikorbankan, tambahnya, akan mengorbankan ketiga hal tersebut.
Agus mengatakan, dengan menggunakan pendekatan green economy, pemerintah mampu memetakan sektor yang akan diberi stimulus. Stimulus tersebut, jelasnya, Jangan sampai malah diberikan pada sektor rentan atau bahkan merusak. Pemetaan juga memiliki fungsi untuk menilai sektor yang tahan banting terhadap berbagai kondisi, termasuk pada saat pandemi.
“Pandemi ini jarang terjadi, tapi semua orang tahu itu pasti terjadi. One way or another, apakah ini black swan? Belum tentu, karena ini pasti terjadi, hanya waktunya saja yang belum kita tahu. Jadi, kita harus bisa antisipasi hal ini sekarang apa pun dia terjadi,” ungkap Agus dalam Asian Insights Conference 2020, Rabu (22/07/2020).
Agus menjelaskan bahwa salah satu sektor yang perlu diperhatian untuk diberlakukan pendekatan green economy adalah sektor energi, terutama energi terbarukan. Selain itu, sektor kesehatan dan obat-obatan juga masih rentan.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, klik di sini.