Djawanews.com – Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia ternyata tak sepenuhnya memberi dampak yang buruk bagi masyarakat. Salah satu orang yang mendapat berkah bersama datangnya pandemi adalah Iswadi (37), warga RT 17/RW 6, Dusun Randu Rancang, Desa Sukorejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Iswadi adalah pengrajin miniatur kendaraan roda empat berbahan dasar kayu triplek.
Sejak pemerintah resmi mengumumkan adanya kasus positif covid-19 di Indonesia pada Maret 2020, dirinya merasa mendapatkan kelancaran rezeki. Menjadi pengrajin miniatur kendaraan bukan pekerjaan yang sudah lama ditekuni Iswadi. Dia menjadi pengrajin miniatur karena sepi orderan ketika bekerja sebagai tukang bangunan di Kota Bogor, Jawa Barat.
“Itu waktunya persis saat awal-awal corona ramai di Indonesia. Kemudian saya pulang ke Suruh, dan demi mempertahankan bagaimana ada penghasilan agar dapur tetap bisa mengepul, mulai membuat miniatur kendaraan,” jelas Iswadi dirumahnya, Selasa (28/07/2020), dikutip dari Tribunjateng.com.
Iswadi belajar membuat miniatur kendaraan dari pengrajin di Bogor. Setelah itu, dia memperdalam dan mengembangkan kemampuannya secara mandiri melalui YouTube. Selain soal uang, dia kini bisa merawat orang tuanya di rumah.
“Jadi adanya corona ini malah berkah buat saya. Bisa bekerja di rumah, merawat orang tua yang sudah lanjut usia, dan penghasilan alhamdulillah tidak berbeda jauh saat bekerja di Bogor,” ungkapnya.
Sejak Maret hingga saat ini, tambahnya, Iswadi sudah membuat ratusan unit miniatur kendaraan yang dipasarkan secara daring melalui media sosial dan beberapa toko online. Penghasilan rata-rata yang dia dapatkan adalah Rp2 juta sampai Rp3 juta per bulan.
“Setiap satu unit miniatur saya jual mulai Rp50 ribu sampai Rp300 ribu sesuai ukuran besar atau kecilnya barang. Kemudian, bahan baku yang dipakai dan masa pengerjaan,” terangnya
Menurut Iswadi, mayoritas konsumennya adalah komunitas bus mania/truk dan sisanya anak-anak. Pasarnya tak hanya di Jawa, namun sudah sampai Kalimantan.
“Agar menarik saya lengkapi dengan lampu yang dapat menyala, kalau pengrajin di Bogor tidak ada lampunya. Untuk bus itu miniatur PO Haryanto dan bus oleng paling laris karena sedang tren,” tandas Iswadi.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, klik di sini.