Djawanews.com – Bagi masyarakat yang memiliki gaji Rp5 juta per bulan, maka dipastikan mendapatkan bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah. Tampak seperti kabar gembira, namun hal tersebut membuat peluang resesi ekonomi Indonesia semakin tinggi.
Diketahui total anggaran untuk bansos mencapai Rp31,2 triliun, bayangkan berapa besar masyarakat Indonesia yang memiliki gaji dibawah Rp5 juta? Dan kini aturan mengenai bansos sedang digodog oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Beberapa pakar ekonomi meramalkan jika pada kuartal ke tiga di tahun ini resesi ekonomi melanda Indonesia. Hal tersebut dikarenakan pemerintah saat ini fokus dalam melakukan pemulihan ekonomi, bukan sebuah skenario menyiapkan resesi.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, dilansir dari Akurat (6/8) memprediksi jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga akan kontraksi 1,7 persen.
Prediksi Tauhid tersebut melihat dari pertumbukan ekonomi yang tumbuh negatif 5,32 persen pada kuartal kedua lalu. “Ini berarti menandakan, bansos tidak ada efek, kurang nendang dan masih kurang efektif untuk dijalani,” jelasnya dalam konferensi pers daring (6/8).
Alih-alih bersifat tetap optimis dalam memulihkan perekonomian, Tauhid menganjurkan agar pemerintah menyiapkan kemungkinan terburuk yaitu resesi ekonomi.
“Ini bertujuan untuk membangun mitigasi dari masyarakat dan dunia usahanya. Australia, Korea Selatan misalnya, dari jauh hari sudah menyatakan akan resesi,” jelasnya.
Menariknya, Sri Mulyani juga sadar akan adanya resesi ekonomi pada pada kuartal ketiga dan mengungkapkan akan banyak sektor yang ikut tertekan dan sulit untuk kembali ke situasi baik.
“Memang probabilitas negatif (pada kuartal ketiga) masih ada karena penurunan sektor tidak bisa segera cepat pulih,” jelas Sri Mulyani.
Apakan bansos memang ditujukan untuk mengatasi kemungkinan adanya resesi ekonomi? Ikuti perkembangan dunia bisnis Indonesia hanya di Warta Harian Bisnis Djawanews.