Djawanews.com – Proyek kereta api di Kalimantan Timur mendapat sorotan lantaran ditinggalkan oleh investor asal Rusia. Hal tersebut membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur berupaya mencari investor baru.
Perlu diketahui, proyek pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur tersebut adalah untuk keperluan batu bara. Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), dilansir dari Bisnis, menyatakan jika proyek tersebut membutuhkan dana Rp53,3 triliun.
Kendati demikian, status proyek tersebut masih dalam tahap penyiapan, kemudian penanggung jawab proyek adalah PT Kereta Api Borneo (KAB).
Kereta Api Kalimantan Timur merupakan proyek pembangunan kereta api single track sepanjang 203 kilometer yang didukung dengan infrastruktur meliputi stasiun jetty batubara, pelabuhan dan PLTU yang memiliki kapasitas 15 MW.
Rencananya jalur kereta tersebut akan melintasi Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser, dan Kota Balikpapan. Alasan pembangunan kereta api lantaran untuk mengurangi biaya distribusi dan waktu tempuh sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahaan pertambangan.
Kemudian, guna meningkatkan nilai kelayakan proyek, PT Kereta Api Borneo telah mengajukan permohonan perubahan status dari kereta api khusus menjadi kereta api umum.
Kereta api umum tentu memungkinkan untuk mengangkut penumpang dan barang seperti minyak kelapa sawit dan kayu.
Bagaimana kelanjutan proyek kereta api di Kalimantan Timur? Ikuti perkembangannya hanya di Warta Harian Bisnis Djawanews.