Djawanews.com – Meskipun sudah diresmikan dan mulai beroperasi Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) tidak lepas dari kritikan, terutama lantaran sepinya bandara yang berada di Kabupaten Kulonprogo tersebut.
Bandara YIA bahkan dirumorkan akan mengalami nasib yang sama dengan Bandara Kertajati di Jawa Barat. Terkait dengan kabar tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersua.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menjelaskan jika pandemi Covid-19 adalah penyebab sepinya Bandara Kulonprogo, Yogyakarta. Budi Karya juga yakin jika bandara akan ramai ketika pandemi berakhir.
"Ini masalah pandemi saja, angkutan pendukungnya, kereta api setiap 30 menit ada, jarak tempuh 30 menit ke pusat kota, per 30 menit, jarak tempuhnya 30 menit, DAMRI ada, ya dualah, tidak mungkin pakai pesawat lain," jelas Budi (31/8/).
Kemudian terkait rumur persinggungan Bandara YIA dengan penerbangan di Bandara Internasional Adi Sumarmo, Solo, Budi menampiknya. Menurut Budi, arus penumpang dan pesawat di YIA dan Solo akan membuat keduanya saling melengkapi.
"Trafik naik terus dan saling melengkapi, Solo dan Yogyakarta itu saling melengkapi. Orang Klaten itu senangnya terbang di Solo," jelasnya.
Bandara YIA sendiri dibangun dengan dana sebesar Rp11,3 triliun, yang dibagi dalam pembangunan fisik Rp7,1 triliun, dan Rp4,2 triliun untuk pembebasan lahan. Kendati demikian, arus penumpang Bandara YIA diketahui bertambah.
Bisnis mencatat terjadi peningkatan penumpang di Bandara YIA, terhitung pada bulan Mei 2020 jumlah penumpang hanya 3.709 penumpang dan pada 1-24 Agustus 2020 menjadi 93.860 penumpang.
Selain Bandara YIA Yogyakarta, Ikuti perkembangan dunia bisnis Indonesia hanya di Warta Harian Bisnis Djawanews.