Djawanews.com – Adanya pandemi virus corona atau Covid-19, membuat banyak sektor ekonomi lesu, salah satunya perikanan. Dampak corona yang paling berasa adalah penurunan penjualan ikan di Bantul, Yogyakarta.
Lebih dari tiga bulan penjualan ikan budi daya air tawar di Bantul masih lesu. Atas hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) diharapkan ikut membantu mendongkrak penjualan ikan guna menyelamatkan peternak atau pembudidaya ikan.
Kondisi tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua Sekolah Lapang Mina Tegalijo, Sumberan, Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Anwar Ariyanto.
“Sebelum adanya Corona, minimal kami bisa menjual 1,5 sampai 2 kuintal ikan. Sekarang kami kesulitan menjual ikan. Paling laku puluhan kilogram,” ungkap Anwar dilansir dari Harian Jogja, (6/7).
Perlu diketahui Sekolah Lapang Mina Tegalijo adalah salah satu kelompok pembudidaya ikan air tawar yang memanfaatkan lahan kas desa untuk usaha. Jenis ikan yang dibudidayakan dan dijual di tempat tersebut di antaranya adalah lele, nila, tombro, hingga bawal.
Penurunan penjualan ikan di Sekolah Lapang Mina Tegalijo, menurut Anwar lantaran para pelanggan yang biasanya membeli ikan (seperti pedagang ikan di pasar, pemilik restoran dan warung makan) kini memilih berhenti dan tutup.
Meskipun para pembeli ikan sudah ada yang membuka tempat usahanya, namun menurut Anwae mereka mengurangi jumlah pembelian. Kondisi penurunan penjualan ikan tersebut sudah terasa sejak Maret 2020 atau sejak kasus Covid-19 diumumkan pemerintah.
Ikuti perkembangan dampak corona terhadap dunia bisnis Indonesia hanya di Warta Harian Bisnis Djawanews.