Djawanews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta yang kedua ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut mereka, pertumbuhan ekonomi Ibu Kota memiliki kontribusi yang cukup besar kepada perekonomian Indonesia.
"PDB (pertumbuhan ekonomi) DKI besar sekali, sekitar 17%-18% share-nya kepada nasional. Jadi apa yang terjadi di DKI, tentunya berpengaruh besar kepada perekonomian Indonesia," terang Suhariyanto, Kepala BPS, Selasa (15/09/2020).
Meski begitu, ia belum bisa memberikan gambaran besaran pengaruh pertumbuhan Jakarta terhadap nasional. Suhariyanto hanya menjelaskan bahwa kemungkinan tidak besar karena PSBB kali ini tak seketat PSBB April lalu.
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, mengizinkan pekerja kantoran pemerintah dan swasta tetap masuk dengan maksimal jumalh pekerja sekitar 25%. Hal senada diberlakukan pula pada restoran dan kafe, yaitu boleh melayani pesanan untuk dibawa pulang dan pesan antar. Pusat perbelanjaan juga boleh tetap beroperasi, kapasitas maksimal 50%.
"Kalau kita lihat sebetulnya PSBB-nya bukan PSBB total," tambahnya.
Terkait sektor perdagangan, Suhariyanto belum bisa memberi proyeksi mengenai dampak PSBB secara rinci.
"Jadi saya tidak bisa beri share dari PSBB karena tidak ada lokasi pastinya, tapi apa yang terjadi di DKI akan berpengaruh ke nasional, iya," tandas Suhariyanto.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, klik di sini.